Skip to main content

Posts

Sudah Sebulan

  Sudah sebulan, tapi aku masih suka membaca history chat kita di handphone. Sudah sebulan, barusan ibumu menelponku. Aku sudah lama sekali tidak bicara dengannya. Ibumu memulai dengan ‘Kamu baik-baik aja?’ ‘Baik, semua, baik,’ kataku. ‘Masa?’ tanya ibumu. ‘Iya,’ kataku. "Kami semua kangen sama dia’ kata ibumu. "Kangen banget.’ "Sekarang dia udah punya hidup yang baru, kamu juga bisa memberikan hidup yang baru untuk diri kamu. Kamu bisa menolong dirimu sendiri.’ Aku ingat kalimat ibumu ini mirip dengan yang kamu ucapkan. Aku ingat kita berdua selesai menonton Avengers kedua kalinya, lalu kamu membuang plastik minum di tempat sampah.  Lalu, masih terbawa action film tersebut, aku berkata kepadamu, ‘Kapan pun kamu dalam bahaya, aku pasti tolongin kamu.’ Kamu malah menjawab, ‘Coba aku mau tanya. Kalau misalnya kita keracunan nih, penawarnya cuma satu. Kamu mau kasih ke siapa obatnya?’ Aku jawab dengan yakin, ‘Ke kamu lah.’ Kamu malah tertawa. ‘Aku gak mau. Aku mau kamu meno...

When God Takes You Back

  Almost one month. I'm finally ready to talk about it. Writing has always been a way of escape for me in the past, penning all of my dark thoughts so I could live in the light of day. It was not what I thought I was getting a call for on a Sunday morning.  Y et we only met a week ago. We talked. We hang out together.  Y ou left without a word. At that time, mostly, I just felt numb. Physically, I was there, but I didn’t feel here mentally. I worked and I studied for my postgrad classes. But I was not okay. I didn’t know how to deal with grief. I didn’t know how I was supposed to feel.  We were together for 17 years. We bonded over our love for talking, our similar music tastes, and our perfectionism. We would talk for hours about the most mundane things or serious life decisions. We were so alike that sometimes we would argue and get into spats, but we always made up. I don’t know what to say to explain how much it hurts and confuses me that you left so easily. It’s...

Kuliah di LSPR Communication and Business Institute adalah Pilihan Fleksibel

​Saat ini, saya tengah menjalani perkuliahan pascasarjana di jurusan Magister Business and Communication Management. Awalnya, saya bermaksud untuk kuliah di jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), atau Bina Nusantara (Binus). Namun, keterbatasan seperti jarak karena saya tidak tinggal di Jabodetabek dan belum adanya kemungkinan perkuliahan online di ketiga kampus tersebut membuat saya mencari alternatif yang lebih fleksibel. Akhirnya, pilihan jatuh pada LSPR Communication and Business Institute yang menawarkan metode blended learning . Menarik, bukan? Di LSPR Communication and Business Institute, menawarkan metode blended learning. Pendekatan ini tidak hanya memungkinkan saya untuk belajar dari mana saja, tetapi juga memastikan bahwa saya tetap terhubung dengan dosen dan sesama mahasiswa. Mengapa Pilihan Jatuh pada LSPR Communication and Business Institute? Karena saya percaya bahwa manajemen bisnis dan komunikasi merupakan dua pilar ...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Ketika Duduk di Depan Jendela

Di sudut yang sepi di Starbucks, hari itu aku duduk seorang diri. Hanya aku, gelas Green Tea Latte yang menghiasi meja, dan ketenangan malam. Sebelumnya, aku telah menjelajahi dua mal dalam upaya mencari buku yang tak kunjung ditemukan. Saat akhirnya sampai di sini, yang kupanggil sebagai 'mall tempat orang selingkuh.' Namun, tidak bisa disangkal bahwa dalam sepi, ada ketenangan. 😄 Duduk selalu di meja yang sama, menghadap keluar jendela, aku membiarkan mataku melihat mobil-mobil yang berlalu begitu cepat. Pikiranku yang kerap kali berkecamuk kini menjadi damai. Mungkin memang begitulah adanya, aku seringkali datang ke sini, sendirian. Saat aroma Green Tea Latte pertama kali menyentuh hidung dan rasa hangatnya melalui bibirku, pikiranku mulai melayang. Tahun ini, rasa syukur yang besar tumbuh di hatiku. Ada banyak kebaikan yang datang dalam hidupku di tahun 2023 ini. Saya belajar untuk tidak hanya fokus pada sisi negatifnya. Saya merasa beruntung. Dan itulah pelajaran yang say...

Mengapa Saya Resign?

  Saya pindah ke Pekanbaru, Riau tepat tiga bulan lalu. Pekanbaru cukup beda dengan Pangkalan Kerinci, kota tempat saya berkarir selama kurang lebih tujuh tahun. Bisa dibilang, tidak terlalu banyak perbedaan antara kedua kota ini, hanya dari fasilitas saja. Jadi bagaimana saya bisa kembali ke haribaan tanah kelahiran saya? April 2023, 7 bulan lalu, saya dihubungi oleh HRD sebuah rumah sakit swasta di Pekanbaru. Betul, RS Awal Bros Group melalui linkedin. Isinya, apakah saya sedang open opportunity . Setelah mengalami karier “prestisius” saya di APRIL Group (part of RGE Group) selama tujuh tahun sejauh ini, dan dikelilingi oleh rekan-rekan kerja dari berbagai negara, suku, agama dan latar belakang, fasilitas yang bagus, serta banyak benefit baik lainnya, saya mencoba untuk menerima tawaran tersebut. Walaupun penuh resiko secara pribadi dan professional, pada May 2023, saya pun menyetujui untuk bergabung pada bulan July 2023. Hati saya penuh harapan, siap untuk merangkul perubahan ...

Badminton, Nostalgia '90an, dan Iqbaal Ramadhan: Sebuah Perjalanan dari Kegelisahan Menuju Kepuasan Hati

Bored, down, and feeling like life's a hot mess?   Salah satu cara kita keluar dari kondisi mental yang sedang down adalah mencari hal-hal baru yang membuat kita senang. Sejak 2021, saya menggunakan cara ini supaya menjadi selalu waras. It's the chaotic year of 2021, and the darn pandemic has got everyone going bonkers, including yours truly. With lockdowns keeping us cooped up, life started off all hunky-dory, but soon enough, it became as dull as dishwater.  Kemudian mulai berpikir untuk mencari formula yang tepat untuk mengusir semua perasaan dan pikiran yang kacau ini. Secara tidak sengaja, saat itu saya sedang isolasi mandiri karena ada kontak dengan rekan kerja yang terjangkit virus ( thanks to a brush with the Voldemort virus – shh, don't mention its name ) ini, saya menonton Olimpiade badminton. Ceritanya ada di sini sebelumnya. Sejak itu, saya menjadi aktif bermain badminton hingga sekarang. Di tempat kerja, ada turnamen antar karyawan, saya pun bisa meraih runner ...