Skip to main content

Posts

PUASA SOCIAL MEDIA

Perbincangan antara dua manusia : 👧 : Aku kok ngerasa susah fokus, susah tidur, sering cemas, ya? 👦 : Lha? kok bisa? Emang lagi banyak kerjaan? 👧 : Engga sibuk-sibuk amat kok. Kenapa ya? apa harus ke rumah sakit? tapi aku gak sakit apa-apa. 👦 : hhhmmm. Atau keseringan lembur kali. Coba kurangi lembur. Gak ada orang kaya karena lembur. 👧 : Ya gimana, namanya juga kerja.  👦 : Belakangan aku sering lihat socmed kamu update terus. Kenapa? Lagi stress ya? 👧 : Mungkin. Tapi aku ngerasa makanku mulai banyak dan dalam 3 minggu naik sekilo. Aneh. 👦 : Nah, berarti kamu stress. Ya namanya juga kerja pasti ada stressnya. Kalau lagi stress, cerita, jangan dipendam. Itu bahaya, nanti kamu mati ! Minimal nanti kamu gila, mau? Coba deh relaksasi. Luangkan waktu buat diri sendiri, baca Al Quran, lakuin hobi, santai gitu.  👧 : Kan udah cuti 2 minggu lalu. Tapi masih aja kayak gitu. 👦 : Atau kebanyakan main hp kali. Main sosmed.  👧 : Kayaknya iya sih. Ser...

Brexit dan Kembali ke Awal

Halo. Lagi menunggu hujan reda. Sudah lebih 3 jam. Scrolling handphone , baca-baca artikel lalu mati gaya. Oh iya, berita menarik hari ini terpilihnya Boris Johnson, Brexiteer dan mantan walikota London. Apakah dia mampu membawa Inggris keluar dari UE? Mari lihat saja nanti. Bingung mau ngapain lagi, tapi gak mau ngobrol sama orang, lagi flu berat. Hachim. Hachim. Well, sepanjang hari ini saya  mendengarkan lagu dari OST Twivortiare. Kembali ke Awal yang dinyanyiin sama Glenn Fredly, salah satu penyanyi favorit saya. So deep . Kalau gak salah, saya pernah beli novelnya Ika Natasha yang gambarnya lambang twitter itu kan, ya?. Tahun lalu saya beli dan belum sempat (belum ada niat) untuk baca. Jangan ditiru ya. Lagu ini ngomongin tentang hubungan yang kalau dilanjutin ayo, udahan ayo juga. Malas chat tapi kangen. Ketemu tapi sibuk main handphone. Dieman tapi ga marahan. Gak ngabarin berminggu-minggu lalu tiba-tiba ngajak jalan tanpa rasa bersalah. Hubungan yang su...

Menjadi Dewa..sa?

Umur baru. Semakin ke sini berpikir tentang rencana ke depan. Sudah mulai kurang bersemangat untuk berkumpul ramai-ramai seperti dulu, nongkrong haha hihi. Lebih memilih nongkrong untuk lebih perluasan pergaulan, sama temen lama atau hal yang gak bikin berat. Makin ke sini semakin kecil circle pertemanan. Mulai berpikir bahwa tidak ingin kehidupan pribadi di sosial media. Kita berteman dengan siapa, nongkrong dengan siapa, pacaran dengan siapa, cukuplah kita saja yang tahu.  Apa itu dewasa? Mungkin. Kadang memang, kejutan Tuhan memang bisa mengalahkan penelitian secanggih apapun di muka bumi. Banyak hal yang terjadi beberapa bulan belakangan, yang tidak bisa saya prediksikan sebelumnya. Bahkan, tidak pernah bisa saya prediksikan.  Tapi, seperti banyak orang bilang, life must go on. Jalani saya, terus berdoa yang terbaik, terus bersyukur dan jangan lupa bersenang-senang. Tiba-tiba diingatkan kembali lagu 9 tahun lalu Adhitia Sofyan -  Number One. Lagu yang enak...

Tidak Perlu Lagu Adhitia Sofyan

Selalu ada masa-masa seperti ini. Saat Jakarta menjelma rindu yang pelik. Ketika bangun pagi dengan alarm yang bertubi-tubi, membuat saya mengingat hari-hari bekerja di Jakarta. setelah dua bulan di sana, entah bagaimana memberi saya nostagi tentang Jakarta. Banyak hal yang saya dapatkan, dari menambah ilmu terkait pekerjaan, bagaimana orang-orang bekerja, bagaimana melihat masyarakat yang tidak itu-itu saja.  Awal-awal bekerja saya tidak ingin bekerja di Jakarta karena kehidupan yang crowded. Namun, setelah mencobanya, ternyata tidak buruk juga. Tergantung bagaimana kita mengaturnya. Work Life Balance !. Tidak banyak hal yang dapat ditulis. Suatu saat saya akan kembali ke sana untuk bekerja. **** Yang lalu datang, tak perlu cemas. Karena ia sudah datang berkali-kali dan semua toh baik-baik saja. Justru, semua itu tanda yang asyik bahwa kita telah melalui waktu-waktu yang berharga. Senang dan sedih itu niscaya, berharga itu soal memilih.

Jakarta dan Bajaj

Saya masih ingat, seorang teman sewaktu di Gonz pernah berkata : "Buset, Gue kaya diperkosa Jakarta" Walaupun dia belum pernah diperkosa.  Baginya, kereta seperti kaleng sarden yang terombang-ambing. daging-daging menempel dan menghimpit. Hanya sedikit celah untuk mengambil udara, mustahil untuk bergerak, sulit mengubah posisi tangan.  Macet di Jakarta akibat sudah terlalu banyak manusia. Tanpa pemindahan atau pembasmian manusia, mustahil mengentaskan kemacetan. Sistem transportasi canggih, sulap Demian Aditya, atau petuah Anies Baswedan tak akan mampu menghabisi macet ibu kota. Sebulan sudah saya hidup di Jakarta menjalani Employee Exchange Program. Namun, beruntungnya saya, setiap hari berjalan kaki, tidak naik komuter, taksi, atau kendaraan lainnya ke kantor. Berbeda dengan sebelumnya, kemana-mana diantar atau naik kendaraan sendiri. Saya paling tidak suka jalan kaki !!!! hahahaha. Tapi, d engan berjalan kaki, sekitar 10 menit, saya sampai di kantor dengan ba...

The World Without The Beatles

Tidak enak badan, kemudian membuka twitter, ketemu film yang berjudul Yesterday. Penasaran, saya buka google kemudian saya ketik " Yesterday Film". Muncul berbagai website yang banyak mereview tentang film ini. Dalam minggu ini, Film tersebut akan segera rilis di Belanda. Saya berharap film ini juga diputar di Indonesia. Membaca review film ini tidak membuat saya tertarik. Memang, minat baca saya mulai berkurang, tapi saya khawatir, minat untuk berkomentar saya meningkat. Semoga tidak ya.  Saya kembali membuka youtube dan mengetik di kotak search trailer Yesterday Film. Trailernya saja sudah banyak spoiler. Film ini menceritakan bagaimana dunia tanpa The Beatles. Awalnya sih konyol, seorang lelaki tertabrak karena tiba-tiba di seluruh dunia terjadi pemadaman global alias mati listrik massal. Tapi si lelaki ini tetap selamat dan bangun dimana dunia tidak pernah memiliki The Beatles. Setiap dia menyanyikan lagu The Beatles, orang-orang berpikir itu lag...

Only Time Will Heal

Bulan Ramadan ini adalah tahun ketiga saya tidak bersama orang tua. Sedih? Pasti. Semua mendadak berubah. Sejak mereka meninggal, saya lebih hati-hati meniti hidup. Mengapa begitu? Karena saya merasa kehilangan perisai terpenting. Doa orang tua. Bagi anak, doa orang tua lebih kuat 70 kali dari doanya sendiri. Tiba-tiba ingat kalimat ini 'Dan apabila tertutup mata Ibu kamu, maka hilanglah salah satu keberkatan di sisi Allah, yaitu doa seorang Ibu. Tapi... Saya merasa harus bisa jadi 'sesuatu'. Sebut saja Bruce Wayne, Tony Stark, Peter Parker. Mereka bisa jadi sesuatu tanpa doa orang tua. Walaupun itu fiksi sih. Eh tapi.. Ada juga yang nyata, Nabi Muhammad. Paling tidak hidup saya tidak lagi di"subsidi" oleh abang dan kakak saya. Ketika Abah dan Ibu meninggal, saya perlu waktu lama untuk mencernanya. Saya terbiasa pelan-pelan melumat perasaan. Only time will heal. Ramadan, yuk kita mulai.