Skip to main content

Posts

Jakarta dan Bajaj

Saya masih ingat, seorang teman sewaktu di Gonz pernah berkata : "Buset, Gue kaya diperkosa Jakarta" Walaupun dia belum pernah diperkosa.  Baginya, kereta seperti kaleng sarden yang terombang-ambing. daging-daging menempel dan menghimpit. Hanya sedikit celah untuk mengambil udara, mustahil untuk bergerak, sulit mengubah posisi tangan.  Macet di Jakarta akibat sudah terlalu banyak manusia. Tanpa pemindahan atau pembasmian manusia, mustahil mengentaskan kemacetan. Sistem transportasi canggih, sulap Demian Aditya, atau petuah Anies Baswedan tak akan mampu menghabisi macet ibu kota. Sebulan sudah saya hidup di Jakarta menjalani Employee Exchange Program. Namun, beruntungnya saya, setiap hari berjalan kaki, tidak naik komuter, taksi, atau kendaraan lainnya ke kantor. Berbeda dengan sebelumnya, kemana-mana diantar atau naik kendaraan sendiri. Saya paling tidak suka jalan kaki !!!! hahahaha. Tapi, d engan berjalan kaki, sekitar 10 menit, saya sampai di kantor dengan ba...

The World Without The Beatles

Tidak enak badan, kemudian membuka twitter, ketemu film yang berjudul Yesterday. Penasaran, saya buka google kemudian saya ketik " Yesterday Film". Muncul berbagai website yang banyak mereview tentang film ini. Dalam minggu ini, Film tersebut akan segera rilis di Belanda. Saya berharap film ini juga diputar di Indonesia. Membaca review film ini tidak membuat saya tertarik. Memang, minat baca saya mulai berkurang, tapi saya khawatir, minat untuk berkomentar saya meningkat. Semoga tidak ya.  Saya kembali membuka youtube dan mengetik di kotak search trailer Yesterday Film. Trailernya saja sudah banyak spoiler. Film ini menceritakan bagaimana dunia tanpa The Beatles. Awalnya sih konyol, seorang lelaki tertabrak karena tiba-tiba di seluruh dunia terjadi pemadaman global alias mati listrik massal. Tapi si lelaki ini tetap selamat dan bangun dimana dunia tidak pernah memiliki The Beatles. Setiap dia menyanyikan lagu The Beatles, orang-orang berpikir itu lag...

Only Time Will Heal

Bulan Ramadan ini adalah tahun ketiga saya tidak bersama orang tua. Sedih? Pasti. Semua mendadak berubah. Sejak mereka meninggal, saya lebih hati-hati meniti hidup. Mengapa begitu? Karena saya merasa kehilangan perisai terpenting. Doa orang tua. Bagi anak, doa orang tua lebih kuat 70 kali dari doanya sendiri. Tiba-tiba ingat kalimat ini 'Dan apabila tertutup mata Ibu kamu, maka hilanglah salah satu keberkatan di sisi Allah, yaitu doa seorang Ibu. Tapi... Saya merasa harus bisa jadi 'sesuatu'. Sebut saja Bruce Wayne, Tony Stark, Peter Parker. Mereka bisa jadi sesuatu tanpa doa orang tua. Walaupun itu fiksi sih. Eh tapi.. Ada juga yang nyata, Nabi Muhammad. Paling tidak hidup saya tidak lagi di"subsidi" oleh abang dan kakak saya. Ketika Abah dan Ibu meninggal, saya perlu waktu lama untuk mencernanya. Saya terbiasa pelan-pelan melumat perasaan. Only time will heal. Ramadan, yuk kita mulai.

Kenapa Jadi Kutu Loncat ?

Saya bisa dikatakan sebagai kutu loncat. Pekerjaan pertama saya adalah jurnalis di Tribun Pekanbaru. Saya menggeluti pekerjaan ini hanya 1 tahun 3 bulan. Kemudian saya lopat ke PT RAPP sebagai  Public Relation . Saya bekerja di sini sudah 3 tahun. Mengapa saya pindah? Bukan money orientied. Oke, jujur saja sebagai jurnalis gaji saya dengan saat ini berbeda, kalau gaji lebih besar dari sebelumnya itu bonus. Saya berpikir jika saya lebih memilih untuk pindah, saya jadi lebih banyak tahu mengenai situasi pekerjaan, peraturan, bahkan di lingkungan kerja. Saya ingat ada salah satu pejabat yang ada di Pemerintahan Pekanbaru, ketika saya menjadi wartawan, dia sangat manis kepada saya. Ketika bertemu kembali dengan saya sebagai karyawan di RAPP, dia hanya datar dan tidak seperti biasanya. Silahkan menilai sendiri. Saya berpikir untuk pindah karena ingin menilai dan mengembangkan kemampuan yang saya miliki. Sudah 3 tahun, apakah saya ingin pindah? Jujur saja,...

Jangan Jadi Down Sama Hidup

Bulan pertama di tahun 2019 hampir selesai. Bagaimana hidup? Berjalan dengan seperti biasa. Bagaimana harapan? Tidak terlalu berekspekstasi tinggi, tapi tetap saja kecewa. Mengapa? Perasaan-perasaan mengganggu seperti merasa tidak dihargai, tidak ada apresiasi, tidak ada hal-hal baru, seperti berjalan di tempat, nothing special . membosankan. Mark Manson dalam buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" mengatakan secara pribadi kita bertanggung jawab atas segala hal dalam hidup kita. Kita bisa mengendalikan segala hal yang menimpa kita dengan cara kita merespon.  Bagaimana cara merespon? Ya dengan mengatakan kepada pikiran bodo amat atau I don't care about tha t. Tapi, tidak ada yang namanya tidak peduli, kita sebagai manusia pasti peduli terhadap sesuatu.  Harus ada pelampiasan. Yap. benar. Mencari pelampiasan terhadap sesuatu hal yang mengecewakan memang perlu. Namun, pelampiasan harus dilakukan dengan kegiatan-kegiatan positif. ...

Ready for Run in 2019

Satu hari menuju 2019. Setahun belakangan, terlalu complicated. Terlalu banyak stress, terlalu banyak mikir, terlalu pasrah.   Jalani saja. Di tahun 2018 ini saya banyak belajar mengenai hidup dan jenis-jenis manusia yang kurang baik etikanya. Percuma pintar, cerdas, tapi etikanya di kehidupan sosial dan bermasyarakat kurang. Saya masih bermimpi dengan hidup sesuai struktural fungsional, berjalan dengan fungsi masing-masing. Atau mereka memang menjalankan fungsi sebagai manusia yang kurang beretika? Idk. Tahun 2017 lalu, target di tahun 2018, saya bisa bahasa Inggris. Alhamdulillah, sekarang little bit lah. Tahun depan saya ingin menambah skor TOEFL dan berharap bisa mengikuti IELTS. Lalu ingin lebih mahir public speaking dan menjadi Humas yang cerdas. Sekarang saya mulai buat video untuk kaum millenial, mulai belajar bermanfaat untuk semua orang lewat karya dan memberikan apa yang saya bisa. Tidak lupa, saya belum menggenapi mimpi saya untuk melanjutkan pendidikan...

Nge-vlog

Yes. Belakangan sibuk dengan hal baru, yaitu nge-vlog. Bisa di subcribe di channel S Rezki Antika. Hehehe. Nge-vlog. Sebenarnya saya udah lama merekam video kemudian meng- upload ke channel youtube, sekitar tahun 2012, di channel Ree Bastian. Isinya keponakan saya yang menggemaskan. Tujuan upload video itu hanya untuk back up jika memory smarphone saya rusak. Tapi bener sih, pas dibuka, keponakan saya masih lucu dan saya suka maksa dia nyanyi dan joget. Hahahaha. Beberapa tahun belakangan, internet makin menggerogoti manusia, jadi ramai netizen yang bikin vlog. Mungkin karena melihat visual lebih seru daripada tulisan kali ya. Bisa juga quota mereka terlalu banyak karena paket super deal Telkomsel yang menggiurkan jiwa dengan paket data yang murah sehingga banyak orang yang sulit menghabiskan quota internet. Saya pun termasuk di dalamnya. Pengen coba hal baru. Biar gak bosan dalam melewati hidup yang penuh lika liku ini, penghibur diri, belajar ngomong. Y...