Skip to main content

Posts

Kisah Pemuda Riau yang Jaga Desa Bebas dari Api

Mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar tidaklah mudah. Perlu kesabaran dan ketekunan untuk mengedukasi jika membuka lahan dengan bakar itu berbahaya .  Seperti kisah seorang pemuda dari Desa Teluk Binjai, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Zuriadi (32) buktinya.  Sebagai Crew Leader atau koordinator penggerak dalam penanggulangan kebakaran di desa melalui Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program , Zuriadi setiap hari mendatangi berbagai lapisan masyarakat di desanya untuk memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga lahannya. Ia mengatakan sosialisasi yang ia lakukan tidaklah sekali dua kali, tetapi berulang-ulang agar masyarakat paham membakar lahan itu tidak baik untuk kesehatan dan menggangu kegiatan sehari-hari mereka. Berbagai penolakan saat sosialisasi pun ia dapatkan. Beberapa masyarakat ada yang menolak dengan mengatakan sejak dulu mereka membuka lahan dengan membak...

Rasa Syukur yang Dibawa Dunia Akhirat

Sudah dua tahun Wan Bulan (65) tidak bisa mencari ikan di Sungai Kampar , Kabupaten Pelalawan . Saat ini ia hidup dari bantuan para tetangga yang peduli padanya. Ada saja tetangga yang memberikan kebutuhann pokok seperti beras, lauk pauk kepadanya setiap hari. Pemberian tersebut tidak sendiri ia nikmati, tetapi bersama satu anaknya yang sedang sakit dan dua cucunya yang masih kecil. Kediamannya pun jauh dari kata nyaman. Ia hanya hidup di rumah panggung yang tak layak disebut rumah. Pintu rumah Nek Bulan, sapaan akrabnya hanya terbuat dari kain goni bekas. Setiap malam, jika angin kencang, ia merasakan dingin hingga mencapai ke tulangnya yang sudah tua. Jembatan menuju rumahnya pun berbahaya, hanya beberapa kayu yang disusun jarang dapat membuatnya terjatuh jika tak hati-hati. Ia memiliki impian dapat tinggal di rumah yang layak dan membuatnya nyaman. Ia pun mendatangi Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Amirul Mukmini...

Stress ! Go Out !

Beberapa hari belakangan, saya sedang kondisi dengan mood yang tidak baik alias stres. Mungkin saja saya sedang butuh liburan atau hiburan yang tidak biasa, akhirnya membuat bahagia. Banyak hal yang diluar kendali saya. Entah syndrome apa namanya. Untuk mengusirnya, saya mencoba beberapa formula, diantaranya : 1.  Membersihkan Kamar Memberishkan lemari pakaian saya yang tidak terlalu berantakan. Saya melakukan hal itu karena saya ingin lebih rapi saja, tidak lebih. Saya melipat pakaian saya serapi mungkin dan menyusun sesuai dengan item-itemnya Kemeja dengan kemeja, kaos dengan kaos, celama dengan celana, pakaian dalam dengan pakaian dalam bercampur dengan kaos kaki sapu tangan. Satu yang yang membuat saya senang baru-baru ini adalah mengepel lantai. Yap. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya mengepel lantai. hahahahaha. Lantai kamar saya yang sudah bersih saya pel lagi agar wangi dan lantai kamar menjadi bercahaya. hehehe. Tidak lupa saya jugamembe...

Pulang ke Pekanbaru

sesungguhnya saya tidak tahu akan menuliskan apa.  Sudah lama saya tidak menulis di blog saya, lama sekali rasanya. Sabtu ini saya masih masuk kerja setengah hari. Tapet jam 13.00 WIB siang nanti, saya pulang ke Pekanbaru dengan bus karyawan. Iya, pulang ke rumah. Setiap hari saya begitu merindukan rumah dan beserta isinya. Saya seperti pulang ke pangkuan orang-orang terkasih.  Jujur, saya trauma untuk tidak pulang setiap minggu. Saya sedikit menyesal ketika saya tidak pulang karena ada pekerjaan, tetapi saat itu Abah saya sedang dirawat di Rumah Sakit. Saya bilang saya akan pulang minggu depannya, tapi ternyata saya pulang empat hari sebelum hari Sabtu.  Saya takut tidak bertemu dengan keluarga jika tidak pulang setiap minggunya. Sekarang saya selalu mengusahakan setiap minggu pulang ke Pekanbaru ingin melihat mereka, mungkin saja saya tidak bertemu mereka di minggu yang akan datang, umur tidak ada yang tahu.

Menikmati Kamu

1 Desember 2016. Sekarang saya sedang berada di kota kembang, Bandung . Rasanya tidak ingin pulang. Memang ini bukan yang pertama kali, kali ini berbeda karena sudah bekerja mungkin ya. Hahahaha. Entah kenapa saya tidak ingin pulang dan kembali bekerja. Bandung. Saya suka kota ini karena lumayan sejuk dari Pangkalan Kerinci atau Pekanbaru. Tetapi saya tidak ingin tinggal disini, ramai dan jalanan sempit. Saya hanya ingin menikmati Bandung dan bercengkrama dengan orang terkasih. Tidak dengan hiruk pikuknya. Menikmati obrolan santai. Menikmati bangunan-bangunan tua yang keren-keren. Menikmati kamu (?). Sesederhana itu.

Kegairahan Baca Buku

Sekarang saya merindukan bagaimana Raditya Dika mengocok perut saya ketika masa sekolah. Saya rindu bagaimana Coelho membuat bingung kemudian memotivasi hidup. Saya rindu bagaimana Murakami menemani kesendirian saya. Tiga penulis itu adalah penulis favorit saya. Diusia remaja saya gemar membaca Raditya Dika. Namun sekarang, setelah saya baca bukunya kembali, perasaan menggebu tidak seperti saya membacanya ketika tahun 2006 sampai 2011. Mungkin waktu itu saya memasuki umur 20. Umur menuju pendewasaan. Namun saya tetap menikmati karya-karyanya hingga sekarang. Lalu, berbeda dengan Paulo Coelho, cerita-cerita perjalanan hidup yang memberikan semangat juga tidak terlalu menggiurkan ketika membacanya sekarang. Ketika saya membaca The Alchemist, saya begitu bersemangat. Namun ketika membaca Adultnya, saya malah tidak menemukan perasaan yang sama seperti membaca The Alchemist, Aleph dan lainnya. Haruki Murakami. Penulis yang hobi lari ini membuat saya jatuh cinta dengan watana...

Wake Me Up When September Ends

Tiga hari yang lalu saya mengikuti training NEW EMPLOYEE ORIENTATION di APRIL Learning Institut, tempat saya bekerja. Training ini untuk para karyawan yang baru saja join di APRIL. Saya juga masih dikatakan baru walaupun sudah delapan bulan disini. Awalnya saya merasa training kali ini biasa saja. Ucapan-ucapan dari teman-teman terkasih yang mengatakan : "Makan permen banyak-banyak supaya tidak mengantuk" Perkataan itu benar. Namun, ada hal yang lebih penting di training ini. Saya sendiri yang dari dulu tidak suka ikut orientasi siswa dan mahasiswa, menilai training ini adalah sesuatu yang biasa saja, 'ah paling kenalkan ini itu, kenalkan itu, jelaskan ini, jelaskan itu. 'Ya sudahlah dijalan saja'. Begitu saya berkata dalam hati. Selain menambah pengetahuan saya tentang manajemen perusahaan, training di hari terakhir membuat saya berpikir hingga hari ini, yakni pemateri mengatakan hidup ini harus punya tujuan dan target, maka dari itu hidup men...