Skip to main content

Posts

Seperti Kata Gilang Ayunda

Kegiatan saya belakangan ini seperti musim yang ekstrim, setiap harinya, terkadang di siang hujan dan sore panas atau sebaliknya. Tahun 2013, saya sedidit banyak berbincang- bincang dengan salah satu anchor metro tv Gilang Ayunda . Ia mengatakan seperti apa yang saya tuliskan di paragraf pertama saya. Waktu itu ada acara metrotv goes to campus . "Jadi reporter itu kita bisa rasain musim ekstrim dalam satu hari," Memang terkadang saat liputan bertemu dengan orang-orang yang tidak bisa saya bayangkan. Awalnya saya anggap mudah,tetapi ternyata susah, kirain berjalan lancar, eh rupanya ribet. Tetapi saya selalu berdoa semoga selalu dilancarkan oleh Yang Punya Hidup. Seperti hari ini, saya meliput tentang pesepeda dari Malaysia . Saat ditugaskan, saya agak kesal karena saya sudah selesai liputan hari ini. Tetapi saat saya bertemu dengan Pak Acid dan Pak Johari warga Malaysia dan disambut dengan hangat kekesalan saga hilang. Ditemani orang pribumi Pak Tasman, saya...

Kebencian Diam-diam

Entah mengapa hal-hal yang sudah berlalu, bahkan mereka yang ada di kehidupam saya yang dulu selalu saja hadir dalam setiap kotak search di sosial media yang saya punya. Entah mengapa nama-nama itu muncul di otak saya dan menginstruksikan jari jemari saya untuk menulisnya. Pada kesempatan berseluncur di twitter saya tak sengaja membaca twit yang saya lupa akunnya. "Kita selalu susah melupakan orang yang membekas di hati kita" Yap. Memang beberapa orang membekas dihati saya, tetapi saya ingin menutup pintu hati saya untuk mereka. Alasannyapun terdengar klise bagi saya. Semakin saya ingin menghilangkan kenangan-kenangan itu, semakin gencar saya menuliskan namanya di kotak pencarian. Apa saya benci? Entahlah, terkadang saya sinis saja dengan mereka, kebencian yang dirasakan diam-diam, membuat persaan jadi kelam.Suram. Sampai sekarang saya tidak bisa menolong perasaan saya sendiri. Termasuk perasaan yang tidak bisa saya definisikan melalui rangkaian kata.

Aku Ingin Pulang

Jam kantor sudah menunjukkan 10.55. Dimana di jalan sudah sepi. Volume kendaraan sudah berkurang. Saya masih di kantor untuk mmelanjutkan piket rutin yang entah kapan berakhir, setiap hari. Suasana kantor hari ini sangat sepi, beberapa dari redaktur libur hari ini. Ditengah kegiiatan piket yang membosankan ini, saya hanya ingin mengatakan Aku Ingin Pulang, memeluk guling dengan khusyuk.

Racauan Akhir tahun

Banyak hal baik dan buruk yang terjadi di tahun ini, 2014 dalam hidup saya. Saya ujian skripsi kemudian wisuda. Kerennya saya lulus. Bagi saya lulus adalah kemerdekaan, karena kampus adalah penjara bagi saya. Saya tidak bisa semaunya, tidak bisa melakukan kehendak saya, ide-ide saya. Setelah lulus, saya tidak mencari pekerjaan, saya ikut-ikutan teman-teman saya mencari pekerjaan, karena tidak enak diceramahi dan dicecoki oleh kata-kata malas. saya berencana untuk menikmati sedikit kebebasan saya dahulu. Saya melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan dulu, pergi ke tempat yang belum pernah saya datangi, membayar hutang untuk keluarga saya, karena saya merasa saat-saat itulah saya harus peduli pada kelompok yang paling dekat di hati saya. Pertengahan bulan ini, saya kembali "masuk penjara" yang bernama pekerjaan. Saya memilih pekerjaan ini karena saya ingin menjadi penulis, saya berpikir mungkin ini adalah pijakan awal saya untuk menjadi seorang penulis. Saya punya sedikit i...

Aku...Kecanduan

Ada satu hal yang tidak saya sukai, bahkan itu adalah hal yang saya benci di kehidupan saya beberapa tahun lalu, dan hari ini kebalikannya.   Saya berpikir apa yang saya tidak sukai sekarang, ternyata saya hanya melihat dari kulitnya saja. Saya tidak habis pikir kenapa banyak orang menyukai-nya, saya merasa kurang tertarik dengan itu.   Hal ini terjadi saat saya selesai ujian skripsi. Salah seorang teman berhasil meyakini saya dan saya mulai membuka diri dan pikiran saya terhadap hal tersebut. Setelah itu, saya perlahan-lahan mulai tertarik dan hari ini saya begitu kecanduan. Bahkan ketika hari dimana saya banyak hal untuk saya kerjakan , cukup hanya mendengar saja, itu sudah cukup. Saya tertawa setelah menyesaikan kalimat terakhir, saya merasa kehilangan pikiran saya sekarang. Hahahahaha.   Apa yang saya alami dan jalani sekarang adalah hal yang saya tidak sukai di kehidupan saya di masa lalu. Saya tidak perlu menuliskannya disini karena sebuah alasan, t...

Larutnya kehidupan ke Dalam Media Sosial

Obrolan ini tidak sengaja muncul ketika saya dan teman saya membicarakan tentang media sosial yang sudah membuat kami agak "gila". Sejak ada media sosial, kita bisa dikatakan sebagai generasi menunduk, karena kita, selalu menunduk, maksud saya disini, dizaman ini, kita tidak dapat lepas dari yang namanya smartphone atau alat komunikasi modern yang kita miliki. Ditambah dengan adanya aplikasi media sosial seperti facebook , twitter , path dan yang lainnya dimana sekarang sedang ramai dikonsumsi dan membuat kehidupan kita larut ke dalam media sosial. Media sosia l awalnya di ciptakan untuk mempermudah kita untuk berkomunikasi, ternyata memiliki banyak dampak. Media sosial semacam kehidupan kedua setelah dunia nyata, apa yang kita rasakan, kita tulis dan kita bagi di media sosial. Seolah-olah tidak ada yang dapat kita ajak untuk berbagi di kehidupan nyata kita, dan setelah kita membuat status di akun media sosial milik kita, entah itu Facebook,Twitter atau path, banyak orang (...

Jaman Apa Ini

Beberapa hari berlalu dengan kurang menyenangkan, kurang mengenakkan. Saya masih dalam fase-fase mencari, terus mencari dan mencari apa-apa yang dituntut. Dari mencari, sebagian ada hasil, sebagian tidak. Saya hanya saja menganggap bahwa saya mendapatkan hal-hal yang tidak adil. Merasa sudah berlari tetapi kenyataannya masih lari ditempat. Di luar sana dituntut untuk menjadi macam-macam, bekerja, sukses, kaya, mapan, punya keluarga yang sakinah, membesarkan anak-anak soleh, membeli mobil (kalau bisa dua), liburan ke luar negeri, dan mengikuti perkembangan jaman beserta gadget-gadgetnya. Semua itu melahirkan pusing di kepala tentang harus menjadi ini dan itu, baiknya punya abc sampai xyz. Dan di luar sana, diharus mempunyai mimpi-mimpi besar raksasa, mewujudkan dengan pantang menyerah seperti Oprah. Pokoknya kita harus punya mimpi besar, seperti tak ada tempat untuk orang yang tak punya ambisi besar. Sampai saya bertanya-tanya sebenarnya jaman apa yang sedang saya hidupi ini.