Skip to main content

Posts

Aku...Kecanduan

Ada satu hal yang tidak saya sukai, bahkan itu adalah hal yang saya benci di kehidupan saya beberapa tahun lalu, dan hari ini kebalikannya.   Saya berpikir apa yang saya tidak sukai sekarang, ternyata saya hanya melihat dari kulitnya saja. Saya tidak habis pikir kenapa banyak orang menyukai-nya, saya merasa kurang tertarik dengan itu.   Hal ini terjadi saat saya selesai ujian skripsi. Salah seorang teman berhasil meyakini saya dan saya mulai membuka diri dan pikiran saya terhadap hal tersebut. Setelah itu, saya perlahan-lahan mulai tertarik dan hari ini saya begitu kecanduan. Bahkan ketika hari dimana saya banyak hal untuk saya kerjakan , cukup hanya mendengar saja, itu sudah cukup. Saya tertawa setelah menyesaikan kalimat terakhir, saya merasa kehilangan pikiran saya sekarang. Hahahahaha.   Apa yang saya alami dan jalani sekarang adalah hal yang saya tidak sukai di kehidupan saya di masa lalu. Saya tidak perlu menuliskannya disini karena sebuah alasan, t...

Larutnya kehidupan ke Dalam Media Sosial

Obrolan ini tidak sengaja muncul ketika saya dan teman saya membicarakan tentang media sosial yang sudah membuat kami agak "gila". Sejak ada media sosial, kita bisa dikatakan sebagai generasi menunduk, karena kita, selalu menunduk, maksud saya disini, dizaman ini, kita tidak dapat lepas dari yang namanya smartphone atau alat komunikasi modern yang kita miliki. Ditambah dengan adanya aplikasi media sosial seperti facebook , twitter , path dan yang lainnya dimana sekarang sedang ramai dikonsumsi dan membuat kehidupan kita larut ke dalam media sosial. Media sosia l awalnya di ciptakan untuk mempermudah kita untuk berkomunikasi, ternyata memiliki banyak dampak. Media sosial semacam kehidupan kedua setelah dunia nyata, apa yang kita rasakan, kita tulis dan kita bagi di media sosial. Seolah-olah tidak ada yang dapat kita ajak untuk berbagi di kehidupan nyata kita, dan setelah kita membuat status di akun media sosial milik kita, entah itu Facebook,Twitter atau path, banyak orang (...

Jaman Apa Ini

Beberapa hari berlalu dengan kurang menyenangkan, kurang mengenakkan. Saya masih dalam fase-fase mencari, terus mencari dan mencari apa-apa yang dituntut. Dari mencari, sebagian ada hasil, sebagian tidak. Saya hanya saja menganggap bahwa saya mendapatkan hal-hal yang tidak adil. Merasa sudah berlari tetapi kenyataannya masih lari ditempat. Di luar sana dituntut untuk menjadi macam-macam, bekerja, sukses, kaya, mapan, punya keluarga yang sakinah, membesarkan anak-anak soleh, membeli mobil (kalau bisa dua), liburan ke luar negeri, dan mengikuti perkembangan jaman beserta gadget-gadgetnya. Semua itu melahirkan pusing di kepala tentang harus menjadi ini dan itu, baiknya punya abc sampai xyz. Dan di luar sana, diharus mempunyai mimpi-mimpi besar raksasa, mewujudkan dengan pantang menyerah seperti Oprah. Pokoknya kita harus punya mimpi besar, seperti tak ada tempat untuk orang yang tak punya ambisi besar. Sampai saya bertanya-tanya sebenarnya jaman apa yang sedang saya hidupi ini.

Beribadah

Entah apa yang saya pikirkan sekarang sehingga saya membuka blog saya untuk menulis sesuatu, apapun. Saya sedang dalam kondisi sedang tidak dekat dengan Tuhan, tidak seperti apa yang dulu saya lakukan. Saya menjadi sering abai dengan beribadah. Sebagai muslim, saya sering meninggalkan Sholat dan mengaji. Kebanyakan manusia, termasuk saya, sering menyalahkan setan dalam hal ini, setan terlalu menggoda saya.  Saya begitu malas untuk mengerjakan kewajiban saya sebagai muslim, padahal saya tahu sholat itu tiang agama, pondasi dari segala amal ibadah saya di dunia, tetapi saya masih tidak melakukannya. Apa saya tidak takut masuk neraka? Saya masih takut masuk neraka. Saya masih ingat perkataan seseorang kalau sholat itu melindungi kita dari perbuatan keji dan munkar, ritual untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Tetapi saya merasa sangat malas untuk melakukannya akhir-akhir ini. Tetapi saya sering membaca buku agama, mendengar ceramah, berdzikir. Tetapi untuk sholat saya merasa sa...

Ini - Itu - Mereka - Kita

Kali ini saya merasa dalam keadaan yang kurang beruntung... dalam segi hal pekerjaan. Sebutlah saya sudah menganggur sejak februari 2014 ini. Beberapa pekerjaan ada yang menolak dan ada yang menolak saya. Saya ditolak mungkin tidak sesuai dengan kualifikasi perusahaan tersebut, dan yang saya tolak karena bekerja di luar kota. Tapi Alhamdulillah beberapa rupiah walaupun tidak banyak, masih mengalir ke dompet saya. Memang, saya tidak diberi izin oleh keluarga saya untuk keluar kota, karena berbagai macam pertimbangan. Saya sering dibilang bodoh atau suka buang-buang kesempatan, tapi tidak itu yang saya pikir, saya tidak ingin bekerja yang tidak di beri izin oleh Bapak saya, karena izin orangtua itu sangat berarti untuk saya, ya terserah buat orang-orang yang selalu bilang saya buang-buang kesempatan. Setidaknya saya tidak membuang-buang hari-hari saya dengan Bapak saya, saya bisa melihatnya setiap hari di usia tua beliau, bertemu beliau setiap hari atau pergi ke suatu tempat b...

Hutan Taman Nasional Tesso Nilo

 Ketika bongkar-bongkar file video, saya menemukan video diatas. Satu kata "berkesan". Ada yang menarik dari sebuah perjalanan dan mendatangi sebuah tempat dengan nama yang sebelumnya tidak pernah kita tahu, kita dengar,kita baca. Pertama, sebagai makhluk, manusia senantiasa ingin menjadi berbeda meskipun dalam kenyataannya masih ada persamaan. Kedua, perasaan pada akhirnya memberikan gairah yang lebih membebaskan diri dari kehidupan yang lurus-lurus saja.  Ada yang lebih dalam dari itu. Tahun lalu saya mendatangi sebuah tempat bernama   Hutan Taman Nasional Tesso Nilo , selain untuk kepentingan kuliah, saya juga ingin melakukan wisata yang biasanya saya sebut perjalanan yang sangat singkat untuk meringkankan pikiran yang berbau akademis. Sebuah lokasi dalam peta yang terletak di Provinsi Riau , terbentang diempat kabupaten yaitu Pelalawan , Indragiri Hulu , Kuantan Singingi dan Kampar . Hutan Taman Nasional Tesso Nilo menurut dosen saya adalah salah sat...

Ulang Tahun

Saya lupa kapan terakhir kali merasa bahagia saat ulang tahun, benar-benar bahagia. Bahkan kali ini, saya lupa ulang tahun saya, saya diingatkan ketika ada ucapan ulang tahun di ponsel saya, baru saya sadar “oh ternyata hari ini 14 juli”. Tapi tetap hari itu tak ada istimewanya, sama saja, tak ada bedanya. Bahagia memang, tapi tidak “sangat”. Dan saya punya alasan untuk itu. Karena setiap hari di ciptakan oleh Tuhan , tak peduli hari apapun, intinya sama. Dan jika ada yang bilang kalau tidak bersyukur ditambah satu tahun, itu salah, justru itu, saya setiap hari bersyukur dengan kehidupan saya, bahkan setiap detiknya saya syukuri. Saya berpikir, moment ulang tahun itu diciptakan oleh orang jaman dulu untuk berpesta, karena mereka tak tahu kapan berpesta, membuat sesuatu yang special,   untuk mendapatkan kado, jadi istilah ulang tahun ini mungkin digunakan, saya hanya berimajinasi.  Sebenarnya setiap hari itu pesta. Tapi ya tidak sepenuhnya, masih juga ada beb...