Skip to main content

Posts

2 Years Long Enough, Our Life is Back

Akhirnya aku bisa kembali ke haribaan my hometown . Baru sadar, dalam 3 bulan, aku mondar mandir Jakarta-Bali-Semarang-Pangkalan Kerinci-Jakarta dan  akhirnya aku kembali ke pelukan kasur di rumahku. Ini long weekend , biasanya aku akan stay di Jakarta, menikmati kota Jakarta dengan segala isi dan pergaulannya. Tapi kali ini aku ingin kembali ke rumah, menikmati hal-hal yang tidak bisa aku dapatkan di Jakarta. 2 tahun sudah pandemi, setelah melalui berbagai PPKM, multiple lockdowns , puluhan swab PCR, kehidupan yang sangat dinamis saat pandemi, dengan tiga vaksin. Perlahan aku merasakan kehidupanku akan normal kembali seperti sedia kala. I'm grateful for this. Bersyukur masih bisa berkumpul bersama keluarga di bulan yang penuh suci. Berdiskusi tentang masa depan, keluarga dan pasangan. Bersyukur bisa bertemu dan bercengkrama dengan teman seperjalanan. Teman belasan tahunku. Ia sudah berubah haluan sebagai vegetarian, suka yoga dan meditasi. Mungkin sebentar lagi ia akan berubah men...

Mengambil Makna Hidup dari Lagu Diri - Tulus

Hari ini kau berdamai dengan dirimu sendiri Kau maafkan semua salahmu ampuni dirimu Hari ini ajaklah lagi dirimu bicara mesra Berjujurlah pada dirimu kau bisa percaya Maafkan semua yang lalu Ampuni hati kecilmu Luka-luka hilanglah luka Biar tentram yang berkuasa Kau terlalu berharga untuk luka Katakan pada dirimu Semua baik-baik saja Bisikanlah Terima kasih pada diri sendiri Hebat dia terus menjagamu dan sayangimu Suarakan bilangg padanyajangan paksakan apapun Suarakan ingatkan terus aku makna cukup Luka-luka hilanglah luka Biar senyum jadi senjata Kau terlalu berharga untuk luka Katakan pada dirimu Semua baik-baik saja Bila lelah menepilah Atur napasmu Lirik diatas adalah lirik dari Lagu Diri dari Tulus. Saya hari ini baru saja mendengarkan lagu Diri dari Tulus dari album Manusia ketika saya bekerja di Nyepi ini, Memang benar-benar Nyepi di kamar sendirian. Ketika mendengarkan lagu ini, sebentar saya terhentak, maknanya dalam sekali. S ebagai manusia, kita sering bermurah hati untuk m...

Feel Normal in Bali

 Halo-halo. It's Me. Back to my lovely blog although some people not using blogs this time, I still create some stories in here. Okay, I just go back from my long-long annual leave, 18 days!. Hahahahaha After 1 year, there is nothing like staying at home for real comfort. Nothing is better than going home to family and eating good food and relaxing.  And I went to Bali for a week. But, I really don't' excited. I felt just normal. I saw the surrounding environment and try to enjoy the views of mountains, lakes, temples, and rice fields. This holiday is a kind of distraction to get rid of the tired mind. hhmmm. It's time to sleep and tomorrow will be good for me. Amiin

Mindset of Being A Writer From Raditya Dika

Kemarin saya mendengarkan podcast Raditya Dika tentang menjadi seorang penulis. Raditya Dika adalah salah satu idola saya dalam hal menulis. Ketika saya masih SMP, saya SD, saya membaca blognya http://kambingjantan.com dan ketika saya SMA, saya menonton filmnya Kambing Jantan. Sebagai introverted introvert ketika itu, saya memang lebih suka menyampaikan sesuatu hal melalui tulisan atau chatting. Saya pun membuat blog di tahun 2009 dan sampai sekarang masih suka menulis. Mungkin bisa dibilang, karena menulis saya bisa bekerja di perusahaan sekarang, walaupun saya tidak pernah sekolah komunikasi atau pun kursus menulis. Okay, we are back to his podcast. Menurut Raditya Dika, menulis itu adalah bahan baku dari banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Jika kita ingin menjadi Youtuber, akan lebih  mudah ide-ide konten tersebut ditulis. Dalam film pun, skenario juga harus ditulis. Jadi bisa dibilang menulis itu adalah fondasi utama dari karya kreatif. Menulis itu bukan untuk kita keliat...

Kenapa Kita Harus Jadi Social Media Ambassador di Perusahaan?

Dua tahun belakang, saya mendapatkan tantangan baru bergabung dengan tim Digital Media APRIL, tempat saya bekerja. Namun, pekerjaan sebelumnya sebagai External Communication tetap saya jalankan secara bersamaan. Bergabung di tim digital media merupakan hal yang menarik untuk di kulik. Saya yang dulu tergabung dalam Social Media Ambassador sekarang menjadi bagian dari tim yang mengelola social media perusahaan. Kok ya perlu perusahaan menggunakan karyawan sebagai Ambassador ? Kan bisa membayar para influencer untuk mengkampanyekan perusahaan? Kok karyawan mau sih jadi Ambassador ? Awalnya saya bahkan tidak mengetahui untuk apa sih tugas sebagai Ambassador perusahaan. Posting di social media mengenai perusahaan di akun pribadi apa tidak kehilangan followers? Mengkampanyekan program perusahaan di akun pribadi karyawan apakah mereka efektif untuk membantu branding perusahaan? Dari yang saya lihat, ternyata menjadikan karyawan sebagai  Ambassador perusahaan tidaklah sulit. ...

Jadi Orang Baik

Kita adalah orang baik. Sebuah paradox. Terkadang, orang yang merasa baik adalah orang yang paling sering menyakiti orang lain. Tapi orang yang nyadar, dia bisa berlaku jahat ke orang lain, dia akan berbuat baik kepada orang. Kalimat yang menyatakan bahwa kita harus berbuat baik kepada orang, karena nantinya orang tersebut akan membalas berbuat baik kepada kita. Terdengar semacam take and give . Kalau di pikir-pikir, sebagai manusia, harusnya kita berbuat baik kepada orang bukan karena ingin diperlakukan baik, tetapi kita melakukan perbuatan baik itu karena itulah yang benar. Tapi... Kita tetap saja sebagai manusia ada aja yang gak sukanya sama orang. Kadang mereka membuat kita sedih, kadang mereka membuat kita kecewa, kadang mereka membuat kita marah. Kalau dipikir-pikir ya, itu adalah yang diluar ekspektasi kita. Kita terlalu berharap orang lain itu berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan. Tentu gak bisa dong.