Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Lagi bener

Badminton, Nostalgia '90an, dan Iqbaal Ramadhan: Sebuah Perjalanan dari Kegelisahan Menuju Kepuasan Hati

Bored, down, and feeling like life's a hot mess?   Salah satu cara kita keluar dari kondisi mental yang sedang down adalah mencari hal-hal baru yang membuat kita senang. Sejak 2021, saya menggunakan cara ini supaya menjadi selalu waras. It's the chaotic year of 2021, and the darn pandemic has got everyone going bonkers, including yours truly. With lockdowns keeping us cooped up, life started off all hunky-dory, but soon enough, it became as dull as dishwater.  Kemudian mulai berpikir untuk mencari formula yang tepat untuk mengusir semua perasaan dan pikiran yang kacau ini. Secara tidak sengaja, saat itu saya sedang isolasi mandiri karena ada kontak dengan rekan kerja yang terjangkit virus ( thanks to a brush with the Voldemort virus – shh, don't mention its name ) ini, saya menonton Olimpiade badminton. Ceritanya ada di sini sebelumnya. Sejak itu, saya menjadi aktif bermain badminton hingga sekarang. Di tempat kerja, ada turnamen antar karyawan, saya pun bisa meraih runner ...

Pindah Kamar Baru: Petualangan Lucu Mencari 'Space' di Antara 6 Kardus dan Fakir Wifi!

Hampir satu bulan saya pindah ke kamar baru. Ruanganya tidak terlalu besar, cukup untuk sendiri dan barang-barang saya (sebenarnya tidak, karena ada 6 kardus dikirim ke rumah, karena barangnya tidak digunakan). FYI, perusahaan tempat saya bekerja memang menyediakan fasilitas seperti mess untuk karyawannya. Sangat nyaman, karena semuanya ada dan gratis. Awalnya saya hanya membawa 1 koper baju hehehe. Kamar sebelumnya sangat nyaman, sharing dengan roommate , luas dan wifinya nyampe. Jika dibandingkan dengan kamar saya sekarang, kamar single, tidak terlalu luas, wifinya tidak nyampe (Sekarang jadi fakir wifi), beberapa minggu ini saya bangunnya telat tidak seperti biasanya, tapi saya cukup happy di sini, lebih berasa me time , overthinking , bermain musik, mungkin ada rencana saya akan bikin konten. Sebenarnya, udah lama pengen pindah ke kamar single , cuma saya selalu overthinking: "Apakah nanti barang-barang saya muat?" "Apakah saya akan nyaman nantinya di kamar baru?...

Kelola Emosi dengan Gaya Unik ala Power Ranger!

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan kabar yang kurang baik. Kali ini saya reaksinya sedikit berbeda dari biasanya. Saya berhasil mengelola emosi saya dengan baik yang biasanya saya langsung terpapar energi negative . Tetapi kali, reaksi saya lebih baik daripada sebelumnya. Saya jadi sadar, semua ini adalah hasil dari belajar mengenai aksi dan reaksi, ceramah-ceramah kehidupan, baca buku self improvement .  Secara tidak langsung, saya menerapkan apa yang saya lihat, dengar, rasakan (waduh, kayak lagu Sheila on 7 ya). Jika mendengarkan sebuah berita atau informasi, pilihan itu ada di diri saya sendiri dalam memilih, apa mau baik, apa mau buruk. Selalu ada sisi siang, ada sisi malam. Ada sis baik, ada sisi buruk. ada hitam, ada putih. Ada tinggi, ada pendek. Ada bagus, ada jelek. Ada orang kerap hanya melihat sisi buram, ada yang selalu melihat sisi optimis. Ya benar, Dunia memang tak adil. Bahkan, sehebat-hebatnya pencipta lagu, pasti kalah tenar dibanding penciptanya. Hai-hai ...

Cara Selesaikan Masalah Dalam Hidup

Kita pernah merasakan diri kita hancur berkeping-keping, pernah merasa kosong, pernah kehilangan arah, pernah patah hati. Namun, hidup harus terus berjalan dan terkadang membawa kita lebih jauh tanpa sadar. Biasanya, I  go into survival mode and Safe Mode with limited capability and access . Untuk itu, saya m enyelami diri sendiri - introspeksi dan menganalisis diri. Saya menulis keresahan tersebut. Menulis point demi point . Secara spesifik. Kemudian menuliskan solusinya. Kadang-kadang saya bahkan tidak menemukan jawabannya.  Tak jarang, saya juga memikirkan hal-hal yang membuat saya senang. Pandji Pragiwaksono pernah bilang kalau kita bisa ngelewatin masalah-masalah hidup  yang berat karena ternyata masalah hidup kita akan selesai pada akhirnya, walaupun tidak dengan cara yang kita inginkan. Kita semua punya masalah hidup yang berbeda- beda, berat atau tidaknya juga berbeda-beda bagi setiap orang, tapi tugas kita itu cuma satu, BERTAHAN. Begitulah caranya.

Mengatasi Kebiasaan Buruk dan Depresi: Temukan Solusinya melalui Hubungan Tubuh, Interaksi Sosial, dan Menulis

Temukan cara-cara praktis untuk mengatasi kebiasaan buruk dan depresi melalui tiga aspek penting: hubungan dengan tubuh, interaksi sosial, dan menulis. Dalam obrolan dengan seorang terapis, kita akan mengeksplorasi pemikiran inspiratif tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup dan menemukan arah yang benar. Obrolan dengan seorang terapis dapat menjadi sumber inspirasi dan bantuan yang berharga bagi mereka yang merasa tidak dalam kondisi yang baik. Dalam obrolan tersebut, terdapat beberapa pemikiran menarik tentang bagaimana kita dapat meningkatkan kehidupan kita. Kebiasaan buruk dan kurangnya disiplin seringkali menjadi hambatan dalam hidup kita. Namun, jika kita mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan, kita akan bekerja dengan semangat. Sayangnya, seringkali kita merasa bingung tentang langkah apa yang sebenarnya harus kita ambil. Ketika kita merasa tidak memiliki arah hidup atau bingung tentang langkah apa yang harus kita ambil, seringkali kita jatuh dalam perangkap depresi. ...

Mindset of Being A Writer From Raditya Dika

Kemarin saya mendengarkan podcast Raditya Dika tentang menjadi seorang penulis. Raditya Dika adalah salah satu idola saya dalam hal menulis. Ketika saya masih SMP, saya SD, saya membaca blognya http://kambingjantan.com dan ketika saya SMA, saya menonton filmnya Kambing Jantan. Sebagai introverted introvert ketika itu, saya memang lebih suka menyampaikan sesuatu hal melalui tulisan atau chatting. Saya pun membuat blog di tahun 2009 dan sampai sekarang masih suka menulis. Mungkin bisa dibilang, karena menulis saya bisa bekerja di perusahaan sekarang, walaupun saya tidak pernah sekolah komunikasi atau pun kursus menulis. Okay, we are back to his podcast. Menurut Raditya Dika, menulis itu adalah bahan baku dari banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Jika kita ingin menjadi Youtuber, akan lebih  mudah ide-ide konten tersebut ditulis. Dalam film pun, skenario juga harus ditulis. Jadi bisa dibilang menulis itu adalah fondasi utama dari karya kreatif. Menulis itu bukan untuk kita keliat...

Jadi Orang Baik

Kita adalah orang baik. Sebuah paradox. Terkadang, orang yang merasa baik adalah orang yang paling sering menyakiti orang lain. Tapi orang yang nyadar, dia bisa berlaku jahat ke orang lain, dia akan berbuat baik kepada orang. Kalimat yang menyatakan bahwa kita harus berbuat baik kepada orang, karena nantinya orang tersebut akan membalas berbuat baik kepada kita. Terdengar semacam take and give . Kalau di pikir-pikir, sebagai manusia, harusnya kita berbuat baik kepada orang bukan karena ingin diperlakukan baik, tetapi kita melakukan perbuatan baik itu karena itulah yang benar. Tapi... Kita tetap saja sebagai manusia ada aja yang gak sukanya sama orang. Kadang mereka membuat kita sedih, kadang mereka membuat kita kecewa, kadang mereka membuat kita marah. Kalau dipikir-pikir ya, itu adalah yang diluar ekspektasi kita. Kita terlalu berharap orang lain itu berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan. Tentu gak bisa dong.

Be A Minimalist

Minimalism : A Documentary About The Important Things. Film dokumenter yang menceritakan tentang gaya hidup minimalis. Film yang dirilis pada tahun 2015 silam ini memaparkan dasar-dasar dan manfaat dari gaya hidup minimalis. Film ini menjelaskan bawa gaya hidup minimalis adalah mengkomsumsi hal-hal yang wajib dan bernilai dalam hidup kita, membeli barang-barang yang benar-benar kita butuhkan. Intinya, kita hanya mengkomsumsi hal-hal yang bernilai dalam kehidupan kita.  Film yang dirilis tahun 2015 ini sudah saya tonton beberapa kali karena saya tertarik untuk menerapkan hidup minimalis tersebut. Akhirnya, hampir 1,5 tahun saya menerapkan hidup minimalis. Sulit? Tentu saja. Dulu sekali, saya banyak membeli barang-barang yang tidak saya butuhkan. Tapi, sekarang mulai berangsur-angsur meninggalkan kebiasaan tersebut. Bahkan, sudah 1 tahun lebih saya tidak membeli pakaian. Karena saya mulai berpikir untuk memakai barang yang masih bagus dan tidak menumpuk barang di kamar. S aya juga su...

Kobe, Media Sosial dan Sosiologi

2020 ngapain?  Yap. Pagi-pagi ada kabar duka, Kobe Bryant dan anaknya Gigi tewas dalam kecelakaan helikopter. 😭 Oke saya gak mau bahas ini. Terlalu sedih. 2020? Lagi seneng ngulik media sosial nih, dari trend sampe kenapa banyak gen z ninggalin instagram, lalu kok story intagram isinya TikTok? Masih ingat Bowo anak TikTok? Apa sih goyang-goyang gitu? Alay. Tapi sekarang, banyak dari kita punya TikTok. Generasi Z sekarang kayaknya udah pada pake TikTok. Menurut saya, dulu aplikasi ini buat goyang, tapi setelah saya download, ternyata ada hal yang bermanfat, tergantung kita pilih interest kita apa. Kalau saya comedy dan science. Jadi gak banyak muncul orang goyang jari atau joget-joget. TikTok sendiri nampilin kesenangan dan kreatifitas. Anak generasi z udah pindah dari instagram aesthetic ke TikTok, apa mereka bosan? Oh ya, TikTok gak ada orang tua. Jadi seru. 2020 ngapain? Ngulik-ngulik di google kenapa sih orang-orang pada ribut " Instagram ...

Real Life

Saya bukan tempat teman-teman saya bercerita banyak hal. Saya juga kurang tahu pasti mengapa. Apa muka saya flat atau gimana saya engga tahu. Biasanya mereka hanya datang saat mereka lagi butuh, lagi pengen didengar, lagi bete atau gak ada teman yang mau main sama mereka. Saya jadi pilihan terakhir. Kalau dipikir kembali, teman saya pun enggak sedikit. Hanya saja, saya pilih-pilih dalam berteman. Ya memang, bagi saya, terlalu banyak circle akan membuat saya lelah. Saya harus sendiri untuk charger kembali jiwa saya yang lelah. Enggak apa-apa. Saya menerima mereka. Saya bakal bantu kalau mereka lagi butuh bantuan. Ketika bercerita saya hanya menimpali sesekali. Enggak banyak. Saya pikir kadang orang hanya butuh mencari pendengar, bukan seperti guru yang harus memberi masukan. Kalau pun mereka sedang bercerita, kebanyakan gosip atau keluh kesah mereka di dalam kehidupan pekerjaan, personal atau lainnya. Ya, namanya millenial sedang berada...

Mau Jadi bahan Baper Atau Belajar ?

Ah, masak saya begitu? Padahal kan saya udah begini, udah begitu. Udah Ngelakuin sesuai permintaan. Masih aja dikomen. Sedikit banyak orang yang dewasa menerima masukan atau feedback atau kritikan. Kebanyakan senang dipuji. Ada yang bilang "Banyak nyamuk mati karena pujian". Dalam hidup harus ada kritik . Kenapa? Bisa jadi lebih baik lagi. Setiap apa yang kita kerjakan, harus ada feedback s upaya nanti jangan ada perasaan jumawa, santai dan merasa aman terus. Padahal kalau mau aktif cari feedback , outputnya bakal lebih maksimal. Menerima feedback ( and deciding what to do next ) memang membuat deg-degan, badmood bahkan down parah. Tapi kembali lagi ke mentality kita terhadap feedback itu sendiri. Mau dimasukkan ke hati dan jadi bahan baper atau dipakai untuk bahan belajar. Nah, sekarang gimana cara menyampaikan feedback . Menurut saya sampein dengan sopan. Misalnya "bagus gambarnya, tapi coba deh warnanya yang dipake biru, kayaknya leb...

Menjadi Dewa..sa?

Umur baru. Semakin ke sini berpikir tentang rencana ke depan. Sudah mulai kurang bersemangat untuk berkumpul ramai-ramai seperti dulu, nongkrong haha hihi. Lebih memilih nongkrong untuk lebih perluasan pergaulan, sama temen lama atau hal yang gak bikin berat. Makin ke sini semakin kecil circle pertemanan. Mulai berpikir bahwa tidak ingin kehidupan pribadi di sosial media. Kita berteman dengan siapa, nongkrong dengan siapa, pacaran dengan siapa, cukuplah kita saja yang tahu.  Apa itu dewasa? Mungkin. Kadang memang, kejutan Tuhan memang bisa mengalahkan penelitian secanggih apapun di muka bumi. Banyak hal yang terjadi beberapa bulan belakangan, yang tidak bisa saya prediksikan sebelumnya. Bahkan, tidak pernah bisa saya prediksikan.  Tapi, seperti banyak orang bilang, life must go on. Jalani saya, terus berdoa yang terbaik, terus bersyukur dan jangan lupa bersenang-senang. Tiba-tiba diingatkan kembali lagu 9 tahun lalu Adhitia Sofyan -  Number One. Lagu yang enak...

Tidak Perlu Lagu Adhitia Sofyan

Selalu ada masa-masa seperti ini. Saat Jakarta menjelma rindu yang pelik. Ketika bangun pagi dengan alarm yang bertubi-tubi, membuat saya mengingat hari-hari bekerja di Jakarta. setelah dua bulan di sana, entah bagaimana memberi saya nostagi tentang Jakarta. Banyak hal yang saya dapatkan, dari menambah ilmu terkait pekerjaan, bagaimana orang-orang bekerja, bagaimana melihat masyarakat yang tidak itu-itu saja.  Awal-awal bekerja saya tidak ingin bekerja di Jakarta karena kehidupan yang crowded. Namun, setelah mencobanya, ternyata tidak buruk juga. Tergantung bagaimana kita mengaturnya. Work Life Balance !. Tidak banyak hal yang dapat ditulis. Suatu saat saya akan kembali ke sana untuk bekerja. **** Yang lalu datang, tak perlu cemas. Karena ia sudah datang berkali-kali dan semua toh baik-baik saja. Justru, semua itu tanda yang asyik bahwa kita telah melalui waktu-waktu yang berharga. Senang dan sedih itu niscaya, berharga itu soal memilih.

Jakarta dan Bajaj

Saya masih ingat, seorang teman sewaktu di Gonz pernah berkata : "Buset, Gue kaya diperkosa Jakarta" Walaupun dia belum pernah diperkosa.  Baginya, kereta seperti kaleng sarden yang terombang-ambing. daging-daging menempel dan menghimpit. Hanya sedikit celah untuk mengambil udara, mustahil untuk bergerak, sulit mengubah posisi tangan.  Macet di Jakarta akibat sudah terlalu banyak manusia. Tanpa pemindahan atau pembasmian manusia, mustahil mengentaskan kemacetan. Sistem transportasi canggih, sulap Demian Aditya, atau petuah Anies Baswedan tak akan mampu menghabisi macet ibu kota. Sebulan sudah saya hidup di Jakarta menjalani Employee Exchange Program. Namun, beruntungnya saya, setiap hari berjalan kaki, tidak naik komuter, taksi, atau kendaraan lainnya ke kantor. Berbeda dengan sebelumnya, kemana-mana diantar atau naik kendaraan sendiri. Saya paling tidak suka jalan kaki !!!! hahahaha. Tapi, d engan berjalan kaki, sekitar 10 menit, saya sampai di kantor dengan ba...

Only Time Will Heal

Bulan Ramadan ini adalah tahun ketiga saya tidak bersama orang tua. Sedih? Pasti. Semua mendadak berubah. Sejak mereka meninggal, saya lebih hati-hati meniti hidup. Mengapa begitu? Karena saya merasa kehilangan perisai terpenting. Doa orang tua. Bagi anak, doa orang tua lebih kuat 70 kali dari doanya sendiri. Tiba-tiba ingat kalimat ini 'Dan apabila tertutup mata Ibu kamu, maka hilanglah salah satu keberkatan di sisi Allah, yaitu doa seorang Ibu. Tapi... Saya merasa harus bisa jadi 'sesuatu'. Sebut saja Bruce Wayne, Tony Stark, Peter Parker. Mereka bisa jadi sesuatu tanpa doa orang tua. Walaupun itu fiksi sih. Eh tapi.. Ada juga yang nyata, Nabi Muhammad. Paling tidak hidup saya tidak lagi di"subsidi" oleh abang dan kakak saya. Ketika Abah dan Ibu meninggal, saya perlu waktu lama untuk mencernanya. Saya terbiasa pelan-pelan melumat perasaan. Only time will heal. Ramadan, yuk kita mulai.

Jangan Jadi Down Sama Hidup

Bulan pertama di tahun 2019 hampir selesai. Bagaimana hidup? Berjalan dengan seperti biasa. Bagaimana harapan? Tidak terlalu berekspekstasi tinggi, tapi tetap saja kecewa. Mengapa? Perasaan-perasaan mengganggu seperti merasa tidak dihargai, tidak ada apresiasi, tidak ada hal-hal baru, seperti berjalan di tempat, nothing special . membosankan. Mark Manson dalam buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" mengatakan secara pribadi kita bertanggung jawab atas segala hal dalam hidup kita. Kita bisa mengendalikan segala hal yang menimpa kita dengan cara kita merespon.  Bagaimana cara merespon? Ya dengan mengatakan kepada pikiran bodo amat atau I don't care about tha t. Tapi, tidak ada yang namanya tidak peduli, kita sebagai manusia pasti peduli terhadap sesuatu.  Harus ada pelampiasan. Yap. benar. Mencari pelampiasan terhadap sesuatu hal yang mengecewakan memang perlu. Namun, pelampiasan harus dilakukan dengan kegiatan-kegiatan positif. ...

Fakta Millenials Saat Ini

Beberapa hari lalu, saya membuka youtube dan secara tidak sengaja menemukan  video Simon Sinek berbicara tentang millenials. Silahkan di menonton video singkat dibawah ini. Dalam video diatas, Simon mengatakan millenials itu adalah orang-orang yang terlahir dibawah tahun 1984. Mereka dicap narsis, tidak fokus, dan malas. Namun mereka ingin memiliki hal-hal yang besar. Di dunia kerja, mereka ingin membuat 'something' dan selalu saja tidak bahagia dengan pekerjaan mereka.  Ditambah, millenials tumbuh dengan facebook dan instagram dengan berbagai pilihan filter. Dengan kata lain, platform tersebut dapat memberitahu kepada dunia bahwa hidup itu luar biasa walaupun saat itu, kita dalam keadaan tertekan. Postingan di media sosial membuat mereka terkesan tangguh, merasa tahu tetapi sebenarnya tidak tahu.  Tahun 2012 penelian Harvard University memaparkan postingan tentang diri sendiri ke media sosial mengaktifkan sensasi kesenangan di otak yang biasanya d...

Melawan Hoax

Derasnya informasi saat ini membuat kita kehilangan kemampuan untuk membedakan mana berita yang benar dan bohong (Hoax). Tidak jarang, Hoax yang diciptakan, disebarkan untuk memunculkan persepsi dan kesimpulan yang salah sehingga menghasilkan sikap, perilaku dan tindakan yang salah. Saat ini Hoax telah menjadi industri karena menjanjikan secara ekonomi. Tidak jarang, informasi Hoax sendiri bertujuan untuk menjatuhkan kepercayaan (menimbulkan kebencian) terhadap suatu ha, bahkan bisa mengeruk keuntungan.  Bentuk informasi Hoax Tulisan atau artikel gambar Video Penyebaran informasi Hoax Broadcast chat-group Social Media Web/Portal Saring sebelum Sharing Jangan asal cepat sebar berita Jangan merasa paling up-date sementara berita dan info yang kita sebar hanya kelas 'sampah' atau mungkin juga hoax Pilih yang paling berfaedah bagi kita maupun orang lain. Bagaimana Melawan Hoax? merawat akal sehat selalu memverfikasi, cek dan ricek Tah...

Racauan Akhir Tahun

Wuuuuuuz. 2017 terasa begitu cepat. Sampai saya tak menyadarinya. Berjalan begitu saja. 2017. Tahun pertama tanpa kedua orangtua saya. 9 tahun tanpa Ibu, 1 setengah tahun tanpa Abah. Beliau ini seperti injeksi penyemangat saya. Ibu saya misalnya, disiplin dan ontime. Selalu ada target dalam mengerjakan sesuatu dan pastinya jika mencapai target, selalu ada apresiasi. Selalu menyediakan yang saya butuhkan, bahkan disaat saya tidak meminta. Bagi beliau, liburan itu perlu untuk meregangkan saraf-saraf yang keriting. Gunung dan sawah adalah destinasi favoritnya. Krisdayanti adalah penyanyi favorit beliau. Selalu menonton Krisdayanti di televisi tanpa melewatkannya sedikitpun. Jantung melemahkan hari-hari beliau yang selalu bersemangat. Bolak-balik rumah sakit jadi rutinitas selama 6 bulan hingga akhirnya beliau menyerah ketika subuh 6 Januari 2007. Saya sempat down setelah kepergian beliau. Waktu itu 2 bulan menjelang UN saya tidak fokus belajar dan hanya bermain game. Kemudia...

Menikah itu Tak Bercanda

Seminggu yang lalu, saya melarikan diri sejenak di sebuah kota yang selalu membuat saya rindu, Bandung. Bukan untuk tinggal, tapi untuk menyegarkan pikiran yang sudah kusut dalam dunia perburuhan sekaligus langsung menyampaikan ucapan selamat menikah kepada teman saya @aisyahcha2. Di sini pun saya selalu bertemu teman lama dan teman baru. Di hari terakhir, saya bertemu kembali dengan temannya @yanimikhoe, @prinzessiny di bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai. Pembicaraan begitu berat untuk saya, menikah. Tapi saya merasa sudah banyak teman yang menikah dan punya anak sekaligus rata-rata mereka seumuran dengan saya. Mereka juga kerap meng-upload di media sosial perkembangan anak mereka. Saya berpikir, apakah memang diumur yang sekarang seperti itu? Apakah saya sudah tua? Terlalu banyak pertimbangan untuk menikah. Menikah muda tidak buruk, asalkan yang menikah sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab. Apakah sudah dewasa? Apakah sudah bisa bertanggung jawab untuk hidup den...