Skip to main content

When God Takes You Back

 Almost one month.

I'm finally ready to talk about it.

Writing has always been a way of escape for me in the past, penning all of my dark thoughts so I could live in the light of day.

It was not what I thought I was getting a call for on a Sunday morning. Yet we only met a week ago. We talked. We hang out together. You left without a word.

At that time, mostly, I just felt numb. Physically, I was there, but I didn’t feel here mentally. I worked and I studied for my postgrad classes. But I was not okay. I didn’t know how to deal with grief. I didn’t know how I was supposed to feel. 

We were together for 17 years. We bonded over our love for talking, our similar music tastes, and our perfectionism. We would talk for hours about the most mundane things or serious life decisions. We were so alike that sometimes we would argue and get into spats, but we always made up.

I don’t know what to say to explain how much it hurts and confuses me that you left so easily. It’s hard for me to understand how you could just walk away without a word, without telling me why or saying goodbye. It feels like you threw me away like I didn’t matter, like I was nothing to you.

I have no idea how many nights I spent crying myself to sleep, how many days I struggled to sleep, how many moments I felt like I couldn't breathe because the pain was too much to bear. There were times when I was suddenly sad because I suddenly remembered you... us.

It’s hard to forget someone who gave us so much remember. That memory will always hurt.

Seperti Sheila on 7 bilang:

Sekeras apapun menangis, takkan mengubah yang telah terjadi. Kita harus melepaskan
Semua tempat jalan waktu bersama, setiap kata yang telah diucapkan, bagai warisan yang telah disiapkan, kita harus menjaganya

Selamat Jalan 

Now I am no longer sad, and I never expected to be able to write this quickly. It's not like losing my parents. We all indeed intend to continue living as usual, it's heavy, but we can slowly get through it. 

I know I have to move forward and keep living the life you would have wanted for me. I’ll keep your memory alive in my heart, in my stories, in the way I live my life. 

Sending love and prayers to my loved ones. I will always miss you, my dear. My prayers are always for you.


Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...