Skip to main content

Kelola Emosi dengan Gaya Unik ala Power Ranger!

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan kabar yang kurang baik. Kali ini saya reaksinya sedikit berbeda dari biasanya. Saya berhasil mengelola emosi saya dengan baik yang biasanya saya langsung terpapar energi negative. Tetapi kali, reaksi saya lebih baik daripada sebelumnya.

Saya jadi sadar, semua ini adalah hasil dari belajar mengenai aksi dan reaksi, ceramah-ceramah kehidupan, baca buku self improvement

Secara tidak langsung, saya menerapkan apa yang saya lihat, dengar, rasakan (waduh, kayak lagu Sheila on 7 ya). Jika mendengarkan sebuah berita atau informasi, pilihan itu ada di diri saya sendiri dalam memilih, apa mau baik, apa mau buruk. Selalu ada sisi siang, ada sisi malam. Ada sis baik, ada sisi buruk. ada hitam, ada putih. Ada tinggi, ada pendek. Ada bagus, ada jelek. Ada orang kerap hanya melihat sisi buram, ada yang selalu melihat sisi optimis.

Ya benar, Dunia memang tak adil. Bahkan, sehebat-hebatnya pencipta lagu, pasti kalah tenar dibanding penciptanya.
Hai-hai teman-teman! Siapa nih yang pernah dapet kabar kurang baik? Pasti kita semua pernah mengalaminya. Nah, beberapa hari yang lalu, aku juga mendapat kabar yang bikin sedikit down. Tapi kali ini, reaksiku beda banget dari biasanya, loh! Aku berhasil mengelola emosiku dengan baik, yang biasanya langsung terpapar energi negatif. Hebatnya lagi, reaksiku jauh lebih keren daripada sebelumnya!

Ketika aku memikirkan hal ini, aku jadi sadar satu hal penting, yaitu belajar tentang aksi dan reaksi. Jadi, aku rajin banget dengerin ceramah-ceramah kehidupan dan baca buku-buku self-improvement. Gak nyangka, ternyata tanpa sadar, aku udah menerapkan apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. (Eh, kaya lagunya Sheila on 7 ya, guys!) Ketika kita mendengar berita atau informasi, sebenernya kita punya pilihan dalam memilih apakah mau ngambil yang baik atau yang buruk. Hidup ini kayak matahari dan bulan, ada sisi siang dan sisi malam, ada sisi baik dan sisi buruk, ada hitam dan putih, ada yang tinggi dan yang pendek, ada yang bagus dan yang jelek. Dan gak jarang ada orang yang suka melihat segalanya buram, tapi ada juga yang selalu melihat sisi optimis dari segala situasi.

Tau gak, dunia ini emang gak adil, guys! Bahkan, sehebat apapun pencipta lagu, pasti kurang tenar dibanding yang mempopulerkannya. Kayak Beyoncé aja, dia sehebat itu tapi tetep aja gak sepopuler penjual hot dog di depan konsernya.

Dari kabar yang aku terima, aku juga sadar bahwa gak semua orang butuh kita cuma buat mencapai tujuan mereka sendiri. Yang penting adalah kita harus cari orang-orang yang bener-bener mempersiapkan kita untuk masa depan yang cerah. Ya, memang Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaan yang unik.

Lalu, apakah semua ini bikin aku down? Tentu gak, guys! Sekarang, yang aku butuhkan cuma stimulus yang berbeda aja. Coba bayangin, kita bisa jadi kayak Power Rangers yang selalu siap tempur dan menghadapi segala masalah dengan semangat tinggi! Go go power ranger!

Jadi, teman-teman, yuk kita kelola emosi kita dengan gaya unik kita sendiri. Ingat, kita punya kekuatan untuk menghadapi kabar-kabar kurang baik dengan kepala tegak dan senyum lebar. Dalam hidup ini, apa pun yang terjadi, kita bisa menjadi pahlawan yang bisa mengubah dunia sekaligus membuatnya tertawa. Teruslah bersemangat dan jangan lupa, kita semua bisa jadi Power Rangers versi kita sendiri!







Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...