Skip to main content

10 Hal yang Dipikirkan Saat Bertambah Usia

Kemarin saya ulang tahun.

Artinya, saya bergeser dari target market tertentu, HAHAHA. 

Dulu sama seperti teman-teman seusia saya, mengejar kesuksesan, finansial freedom, berlomba-lomba ingin pindah-pindah kerja. Hustle life begitu diagungkan sampai saya menyadari jika hal itu tidak baik untuk saya atau saya belum siap untuk hal itu. 

Ternyata, bertambahnya usia, ada hal-hal lain yang saya rasakan dan lebih saya perhatikan:

1. Hasrat untuk merayakan hari ulang tahun tidak terlalu menggebu-gebu.

Saya tidak menunggu kejutan atau kue ulang tahun. Tapi saya sangat berterima kasih sekali effort dan perhatian dari teman-teman saya yang setiap tahun memberikan kejutan, kue ulang tahun dan menjadi berkat untuk kita semua. Makan kue bersama dan tertawa bersama.

2. Mikirin hidup udah ngapain aja

Ulang tahun kali ini, malah berpikir apa saja hal-hal yang sudah dicapai. Ternyata masih banyak rencana dan mimpi yang belum ada resultnya.

Kalau mikirin itu, jadi stress sendiri. Akhirnya saya tulis, saya pilah mana yang bisa dicapai dalam waktu dekat dan bagaimana  mencapai hal tersebut. Semoga gak jadi outstanding pas nambah umur lagi.

3. Sudah tidak ada keinginan untuk seragam dengan banyak orang.

Rasa aman tidak ditentukan hal-hal di luar diri saya. Tak apa menjadi tak sama dengan siapa pun di dunia ini. 

Saya mulai mencoba berhenti mengeluhkan hal-hal yang sama setiap hari. Bergosip terutama, karena lelah mendengarkan yang kurang bermanfaat, apalagi yang itu-itu saja.

4. Idealisme berkurang

Secara tidak sadar, idealisme berkurang seiring bertambahnya usia. Karena memang  sudah bukan waktunya atau bukan masanya lagi berpikiran seperti itu. 

5. Lebih aware sama kesehatan

Saya sering berolahraga. Awalnya karena stress, kemudian mencari kegiatan baru yang menyenangkan. Dan berbadminton dan basketan dengan #riyaberolaraga. Selain itu, memilah apa yang saya makan. Mengurangi gorengan, minum dan makanan manis, perbanyak makan buah. Namun, saya masih sangat struggle dengan masalah tidur.

6. Karir dan bisnis untuk masa depan.

Saya mulai bekerja setelah lulus kuliah di usia 22 tahun. Saya pun sudah merayakan ulang tahun di tempat kerja selama 7 tahun. Saya telah tiga kali berganti posisi di bidang yang sama. Dan ternyata, saya banyak belajar hal-hal baru.Yang penting bekerja dengan baik dan jangan pernah puas.

Dan kalau dulu saya ingin mendapatkan pengakuan layaknya anak muda lainnya, sekarang saya sadar, legacy itu lebih penting. Maka saya mulai memikirkan ingin berkontribusi dalam hal apa saja. 

Saat ini saya mulai 'menanam pohon'. Mungkin di awal akan sangat struggle, tetapi ke depannya semoga mudah. 

Kenapa saya mulai 'menanam pohon?' 

Saya terinspirasi dengan seseorang yang menanam pohon dimana buahnya bisa dinikmati keluarga dan orang sekitar, termasuk saya. Semoga apa yang saya tanam sekarang, bisa dinikmati keluarga dan orang sekitar. Ternyata saya pernah nulis gini di twitter:


7. Kondisi mental yang baik
Selalu berdoa ketika bertambah usia jangan menjadi bocah dewasa. Jangan jadi tua yang menyebalkan. Saya ingin menjadi orang-orang yang jiwa muda, tenang, sabar dalam menghadapi apapun. Lebih sering beribadah dan melakukan meditasi (walaupun sering dipakai untuk tidur).

Selain itu, juga mulai berhenti untuk mengomentari kehidupan orang lain, terutama di media sosial. Misalnya, ketika saya mulai mengomentari sesuatu yang membuat energi habis, akan saya hide atau tidak melihat konten itu.

8. Menjadi minimalis

Mencoba menjadi minimalis sejak 3 tahun belakang. Tidak terlalu sering membeli barang untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan. Seperti pakaian dan jam tangan. Membeli pakaian ketika memang perlu dan pakaian lama sudah tidak nyaman dipakai. Tidak butuh brand apa yang penting nyaman dan enak dipakai.

9. Menjadi pemaaf

Ternyata, selama ini saya menjadi orang pendendam. Bikin hidup tak tenang dan seperti "kok ya hidup hanya seputar itu-itu aja". Akhirnya saya mencoba memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain. Melepaskan apa yang sebenarnya tidak untuk saya, mengikhlaskan hal-hal yang bukan untuk saya. Sampai sekarang masih belajar menjadi pribadi yang pemaaf. Belajar itu emang sulit.

10. Menikah

Banyak juga orang yang berpikir saya tidak akan menikah. Ada juga yang selalu menyuruh saya menikah. Ya terserah sih, saya gak ambil pusing. Keinginan untuk menikah itu ada. Namun, saya tidak mau terburu-buru dan menyesal memilih pasangan hidup. 

Jujur, saya sangat menikmati jalan-jalan sendirian, nonton sendirian, makan sendirian. Kamu kesepian ya? hahaha KESEPIAN IS MIND TRAP.

Namun, saya juga tidak menutup diri untuk bersama-sama dengan orang lain. Tapi juga tidak mau terburu-buru seperti "Nikah karena umur, jadinya panik".

Ternyata setelah menulis ini semua, masih seputar untuk diri sendiri. Mungkin karena ini saya belum menikah. hehehehe.

 


Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...