Skip to main content

Dia juga Kartini

Peralatan operasional yang sangat dibutuhkan di bidang perindustrian dalam kegiatan pengangkutan, pengangkatan serta pemindahan barang berkapasitas besar yang biasa disebut forklift, biasanya dioperasikan oleh seorang pria.
Namun, jika dikendarai oleh seorang perempuan, tentu tidak biasa. Kendaraan itulah yang dikendarai oleh Lita Syafriana (22). Bukan tanpa alasan ia memilih untuk mengendarai kendaraan yang harusnya dikendarai oleh laki-laki. Ia memilih bekerja sebagai pengemudi forklift demi membantu perekonomian keluarganya.
Anak kedua dari lima orang bersaudara ini menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya wafat. Bersama kakaknya yang bekerja sebagai penjaga kebun, Lita membantu ibunya untuk membiayai dua orang adiknya yang masih bersekolah.
"Saya harus membantu ibu saya untuk menghidupi keluarga ini. Saya bersyukur mendapatkan peluang dan kesempatan dari PT RAPP (PT Riau Andalan Pulp and Paper). Meski saya perempuan, mereka percaya saya bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki," ujar Lita.
Sebelum bekerja sebagai pengemudi forklift, Lita pernah bekerja di salah satu klinik di Pangkalan Kerinci. Selain itu, ia juga pernah menjadi SPG di salah satu pusat perbelanjaan di kota Seiya Sekata ini. Setelah itu, ia mencoba melamar ke PT Riau Duta Berlian, salah satu mitra Community Development (CD) RAPP. Ia pun harus bersaing dengan 52 orang yang juga melamar sebagai pengemudi forklift ini. Ia terpilih bersama 11 rekan lainnya untuk menjadi pengemudi kendaraan pengangkut kertas tersebut.
“Mau bagaimana lagi, Siap tak siap harus siap. Mau tidak mau saya harus siap karena saya butuh pekerjaan. Tawaran kerja di sini (PT RAPP-red) gajinya lebih tinggi daripada sebelumnya jadi SPG dulu. Awalnya saya sempat bingung, tapi setelah saya diterima, saya pun diberikan pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan hingga saya bisa mengoperasikan forklift dan sekarang saya mendapatkan sertifikasi dari Disnaker sekaligus memiliki Surat Izin Operasi,” ujarnya.
Rasa cemas pun sempat menghantui pikiran Lita, ia khawatir tidak mampu menjadi profesi ini. Bahkan, awalnya ia sempat mengalami kecelakaan kecil saat bertugas. Namun, berkat pelatihan yang diberikan, ia kini sudah mahir mengendarai kendaraan besar tersebut, sudah tak ada rasa takut dan cemas yang terlihat saat Lita mengendarai Forklift.
Diakui Lita, ia senang denagn pekerjaan sebagai pengendara Forklift ini. Terlebih lagi bisa bergabung dengan perusahaan sebesar PT RAPP, merupakan sebuah hal yang membanggakan bagi warga Pangkalan Kerinci dan sekitarnya. Forklift yang mampu mengangkat beban hingga ribuan kilogram itu pada kenyataannya tidak semudah mengendarai mobil pada umumnya. Pusat gerakan kendaraan beroda tiga itu berada di ban belakang.
“Jadi kalau bawa forklift itu seperti bawa mobil jalan mundur. Tak semua orang yang mengendarai mobil bisa bawa forklift. Rasa bangga ada jadi perempuan diantara laki-laki. Tak menyangka bisa diterima, karena karyawan yang dipilih bawa forklift yang memiliki kaki sampai ke rem,” ungkapnya.
Sementara itu, Shift Superintendent RAPP, Nofriadi, mengemukakan RAPP telah memberdayakan pekerja lokal perempuan untuk mengendarai forklift sejak tahun 2004. Dia mengemukakan perempuan merupakan pekerja yang lebih halus dan lebih hati-hati dalam bekerja. Hal ini menjadi landasan perusahaan untuk mempercayakan produknya pada perempuan.
“Perempuan itukan sifat dasarnya lebih halus dan lebih hati-hati. Jadi produk kita pun akan lebih terjaga,” ucapnya.

Comments

  1. Informative Blogs.
    Visit also;
    https://mushwarah.pk/food/manhattan-bites-signature-new-york-pizza/

    ReplyDelete
  2. For more info,
    visit;
    https://mushwarah.pk/food/novu-a-top-notch-yet-inexpensive-restaurant/

    ReplyDelete
  3. Informative!
    https://www.wordscent.com

    ReplyDelete
  4. Informative Blogs!
    https://www.coronavirusdisease.nl/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...