Skip to main content

Keindahan Pekanbaru dari Lantai 12

Aku menarik gas motor tua Abahku menuju tempat tertinggi di Pekanbaru, The Peak hotel. Jaraknya sekitar 800 meter dari rumahku. Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani.
Sampai di parkir basement aku diberi karcis parkir oleh petugas. Basement Terlihat kecil, tapi ternyata besar, bisa menampung 250 kendaraan roda empat. Tak jauh dari parkir, aku ingin menuju lantai 12 , tempat dimana aku akan mewawancarai Pak Deki, Marketing di sana. Aku menekan tombol lift tepat di angka 12. Seperti naik lift biasa, hanya saja tak terasa lama dan guncangannya. 

Tiba di lantai 12. Sepi. Aku tak ingin memikirkan apa-apa. Pria berkacamata itu yang memakai baju batik coklat telah menungguku. Dia bernama Pak Deki. Sebelumnya aku disapa dengan ramah oleh waiters disana, mereka suka Senyum. Kemudian kami masuk untuk mengobrol keperluan kerjaan. ....
Kami memilih duduk di dalam ruangan karena di luar masih asap. Duduk di sofa berwarn hitam. Minum teh panas. Kemudian aku mulai bekerja.

Saat berbicara dengan Pak Deki, Bola mataku tak henti-hentinya melihat keluar karena ingin melihat pemandangan yang bagus di Kotaku, walaupun saat ini yang tengah diperkosa kabut asap.
Ketika diberikan kesempatan untuk berjalan-jalan keluar, aku melihat sekelompok pemuda dan beberapa pasangan duduk menikmati pemandangan kota yang indah. Terdengar alunan gitar dan biola dua pemusik, aku tidak tahu lagunya tetapi terdengar syahdu ditelinga. Mereka memainkan alat musim di kebun yang hijau yang tak jauh dari pagar. 

Aku mendekati pagar, aku disuguhkan pemandangan Pekanbaru yang sebelumnya belum pernah aku lihat. Aku ingin berteriak, melepaskan suara keras-keras. Tapi ta bisa harus menjaga perilakuku.
"Cukup keren," kataku dalam hati. Aku lansung ditawari untuk mengambil gambar oleh Pak Deki. Aku melihat sekeliling. Di depanku ada menara Bank Riau Kepri yang tak kunjung dihuni. Gelap.
"Atap Sky Garden ini menyusun konsep kapal. Owner di sini terinspirasi kapal lancang kuning. Kalau dari jauh akan kelihata . Musiknya juga musik melayu karena disini harusnya melayu menjadi tuan rumah," ujar Pak deki sambil menunjuk atapnya.
Di sana juga disuguhkan laksa Singapura yang rasanya beda, mungkin di Pekanbaru hanya di Sky Garden rasanya pas. Begitulah Pak Deki menjelaskan.
Kerlap kerlip lampu dari kendaraan, hiasan, lampu jalanlah yang membuat pemandangan Indah. Kalau saja saat itu listrik padam. Mungkin hanya gelap yang terlihat. Sky Garden menyuguhkan tempat yang nyaman sambil memandangi kota ini dari atas langit. Kita bisa menggelar gelak tawa canda bahagia di sana. Di sana merasakan seperti berada di udara tanpa rasa takut, malah bahagia.
Aku sempat berdiskusi dengan Pak Deki tentang pariwisata di Pekanbaru, tapi nanti saja aku tulis. Aku ingin mengingat kita (?).

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...