Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

PIKNIK

Saat ini saya tidak tahu apa yang akan saya tulis. Terlalu banyak hal-hal yang saling bertabrakan dalam pikiran saya. Bahkan saya sulit untuk mengurainya satu persatu. Hal-hal tersebut seperti rantai makanan yang selalu berkesinambungan dalam hidup. Ah, sial. Sekarang John Lennon sedang mendendangkan Blackbird karya Si sang puitis Paul McCartney The Beatles . Lagunya seperti mengajak saya untuk semangat. Saya seperti diajak untuk mengambil hal positif ditengah situasi yang negatif.  The Beatles / Google.com Saat mendengarkan lagu ini, saya  seperti berada di dalam kereta, pergi mengasingkan diri ke suatu tempat. Sambil melihat pohon yang hijau, saya melamum, memikirkan hal ringan. Seperti yang saya lakukan tahun lalu, ke tempat teman baik saya dan pergi ke tempat tinggi, merasakan udara segar lalu buang kentut di sana. Atau dua tahun lalu, saat perjalanan ke Bogor, tapi ditengah jalan saya dibunuh ganasnya oleh kemacetan Jakarta. Saya ingat, ketika Adhitia ...

Ketika Menulis Puisi Sapardi

Bulan ini saya sempat menulis penggalan puisi populer karya Sapardi tentang hujan di bulan Juni . " Tak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni, tapi hujan di bulan Agustus juga tak kalah tabah..." Saat itu saya hanya menulis untuk lucu-lucuan saja. Dan ternyata saat ini saya merasakannya. Belum sampai seminggu. Almost everyday, i hear dirty words. Tumbuang, demon, pantek, stupid, etc.The first words ever directed to me, directly, saya masih ingat itu. Seriously, kata-kata itu tak terdengar baik untuk saya yang hidup dengan lurus-lurus saja, biasa-biasa saja. Semakin lama saya kehilangan semangat, semakin lama semakin malas. Saya sadar, It's real world. Saya sadar, saya punya kemampuan yang tak seberapa dalam semua hal. Saya juga sadar sering melakukan kesalahan. Tapi apa yang saya dengar diluar pikiran saya. Ya, memang. Kalau kata Mario Teguh , Hidup itu tak seperti yang kamu mau, katanya. Saya sadar tidak semua orang yang saya temui berperil...

Buruk

Dua hari ini begitu buruk. Dimana saya rasanya ingin berhenti. Ingin menjeda. Ingin menyerah. Bahkan ingin menangis, kalau bisa. Rasanya seperti ditekan, membuat sakit kepala. Hari-hari penuh dengan keluhan. Membuat jarang tertawa, cemas. Mungkin mental saya sedikit lemah. Sepertinya saya kehilangan ide, kehilangan akal apa yang hendak akan dilakukan. Saya sangat berharap semua ini cepat berlalu. Semua ini cepat tuntas. Sekarang, never happy, I'm sad and depressed. God, help me. Please. God Help me

MERDEKA !!!

Budaya yang masih sangat tertanam dalam keluarga-keluarga di Indonesia adalah seringnya menyalahkan yang muda. Yang muda dilarang menyampaikan argumennya, berpendapat bebas, bersuara bahkan pilihannya. Yang muda pun enggan menyuarakan pendapatnya, sebab, takut dikira tidak sopan atau melawan yang tua. Padahal yang muda hanya ingin menyuarakan pendapatnya, memberikan kritikan, masukan. "Masih kecil sudah kurang ajar" Pasti kata-kata tersebut sering terucap dari mulut yang tua-tua. Menganggap pendapat dan kritikan yang muda tidak penting dan dianggap tidak manusiawi. 70 tahun Indonesia saat ini, kita masih terjebak dengan budaya yang seperti itu. Yang tua sekarang susah sekali menerima, mendengarkan kritik yang muda. Sebab, yang muda dianggap sedikit pengalaman dan mengecap asam manis kehidupan. Nah, entah sampai kapan budaya ini mengakar ke generasi berikut. Mungkin kita, yang katanya generasi Y akan sama dengan yang tua sekarang. Semoga kita semua bisa bebas berpendapa...

I Will Stay

Sedih. Saya berpikir apa yang sudah saya lakukan di masa lalu, apa yang sudah saya tinggalkan. Kesalahan saya di masa lalu. Banyak hal yang ingin ditumpahkan, banyak rasanya ingin diceritakan. Tapi sangat susah merangkai kata-kata yang akan dikeluarkan dari mulut. Saya terkadang kesal. Hal itu tidak bisa keluar. Jujur, terkadang saya merasa kesepian, butuh teman untuk bercerita hal-hal yang serius, remeh temeh, hal-hal yang sedikit gila. Jujur, saya sekarang sedang tidak bersemangat untuk melakukan apa yang setiap hari menjadi rutinitas saya. Saya seperti dibunuh oleh rutinitas. Tapi saya harus melanjutkannya. Jujur, sekarang saya tak begitu bahagia. Seperti ditertawakan semesta dan semesta berkata, apa yang kamu lakukan sekarang? Apa itu tujuanmu? Jujur, saya sekarang kehilangan semangat. Butuh injeksi tapi tak tahu formula apa yang saya butuhkan. Jujur, saya rindu membaca Coelho, Murakami, dan bacaan yang buat saya seperti hidup kembali. Sambil mendengar playlist ringan. Sep...