Aduh. Sulit menuliskan apa yang saat ini saya pikirkan. Saat ini saya merasa begitu tertekan. Belakangan saya sering marah, marah dalam hati tepatnya.
Hal yang kecil saja, lansung perasaan fire fire lansung muncul. Misalnya dibangunkan sahur dengan mata di senter, makanan saya diambil abang, di ceramahi karena tidur lambat atau diprotes karena sahur tak cuci muka. Saat itu perasaan saya lansung kesal dan marah. Mungkin perut saya isinya bara api yang sangat membara.
Sekarang Lampu kamar masih menyala. Sambil berpikir, sekarang saya begitu malas, begitu bosan, merasa frustasi. Apa saya kurang dekat dengan Tuhan?
Saat ini seperti melalui ujian yang lebih sulit dari ujian trigonometri. Seperti melalui banyak tikungan tajam. Di sana banyak paku berserakan, dan saya tak bisa menghindar. Saya seperti bertemu voldemort yang menakutkan itu, tapi saya belum pernah bertemu si kepala botak yang pesek itu. (?)
Saya berpikir bagaimana cara melewati jalan tersebut. Bagaimana hal-hal yang buruk bisa dilalui dengan baik oleh saya tanpa harus berpikir dalam.
Setiap hari saya tidur larut, kadang susah tidur. Berpikir bagaimana melakukan hari esok, bagaimana melakukan itu, bagaimana mengefisienkan waktu.
Biasanya kalau seperti ini saya pergi berjalan sendirian, makan sendirian atau duduk di suatu tempat sendirian, kemudian berpikir ringan atau saya berbicara dengan teman dekat saya tanpa dibatasi waktu yang larut. Tapi sekarang itu sulit untuk dilakukan, tubuh saya lebih memilih kasur. Memeluk guling dengan khusyuk sambil mengotak-atik si ASU..S ini.
Sekarang saya ingin ke pantai, mendengarkan suara ombak, minum air kelapa. Atau saya duduk di kereta sambil mendengarkan forget Jakartanya Adhitia Sofyan dari Jakarta menuju ke Bandung seperti dua tahun lalu. Saya selalu ingat hal itu. MEMBAHAGIAKAN.
BUTUH PENIPUAN DIRI.
Comments
Post a Comment