Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Lima Jam Saja

Hampir lima jam lebih saya memegang gadget saya. Selama lima jam tersebut, saya mengurung diri dengan pintu terbuka dikamar. Kebetulan keponakan sedang tidak tidur dengan saya. Lampu masih menyala, pintu masih terbuka. Sambil berbaring di lantai menghadap ke langit-langit kamar, saya berselancar di dunia maya. Satu per satu media sosial saya saya buka. Status-status galau, ngoceh tentang negara, mengeluh, membandingkan Indonesia . Itu banyak di update oleh mereka-mereka yang candu seperti saya. Saya kagum dengan demokrasi dengan dunia digital ini. Jam 01.30, saya beranjak untuk mencuci muka ke kamar mandi dan kemudian kembali asyik dengan hp saya. Walaupun sekarang sedikit sakit kepala, saya masih semangat untuk bersiliweran di dunia maya, padahal besok pagi kerja. Saya berpikir, sepertinya usaha saya untuk memperlancar bahasa Inggris saya ini, tidak ada usahanya. Hanya rencana, rencana dan rencana. Terkadang saya sendiri kesal dengan diri saya, kalau keperluan untuk se...

Penyebab Harga Makanan di Bandara Gak Manusiawi

Beberapa hari belakangan, saya sering bolak balik bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru , menjalankan tugas demi membiayai kelakuan sehari-hari. Tak jarang saya juga sering jajan makanan di bandara yang kadang harganya gak manusiawi. Muahal. Pernah sekali setelah saya makan, saya sampai bilang "oke ini yang terakhir makan disini". Ada lagi waktu itu saya duduk di lantai dua, pesan lemon tea, eh taunya dikasih teh sama jeruk nipis, bukan lemon. Anjrit. Oke itu yang terakhir minum di situ.  Terus, saya juga pernah beli koran harian, harganya ditambah Rp1.000 dari harga normal. Terus di hekter lagi. Besar pula. Nanti bisa-bisa melukai kuku cantik saya . Hahahahahahah. Agak geli kalau dibaca ya. Saya bertanya-tanya kenapa ya belanja di bandara mahal-mahal? Lalu saya browsing dengan perasaan yang menggebu-gebu, satu demi satu saya cek website-website dan akhirnya ketemu. Dilansir dari portal Banjarmasin Post, Mantan Direktur Angkasa Pura  II yang namanya Pak Edd...

Terjebak Cerita Nostalgia

Sebulan belakangan, adalah moment dimana saya, mungkin bukan saya saja, tapi juga kalian yang membaca, bertemu dan berkumpul dengan teman-teman lama. Memang, saat di bulan Ramadhan dan Syawal ini, banyak sekali undangan berbuka dan bersilahturrahmi bersama. Terkadang, walaupun satu kota, kita jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Saat berkumpul pun, kita mulai bercerita nostalgia apa yang pernah dialami. Kadang, tak sedikit yang terjebak cerita nostalgia, kemudian galau. Lalu saling tanya nomor kontak. Tak jarang banyak juga grup-grup baru di medsos demi untu menjaga silahturrahmi. Paling seru itu ketika buka-buka aib kelakuan dulu, kemudian tertawa bersama. Hahahaha. Bahkan aib yang lucu dan memalukanpun ditertawakan bersama-sama. Tapi tak sedikit yang berubah. Misalnya, dulu gendut, sekarang lansing, dulu kurus, sekarang tinggi, dulu jelek, sekarang cantik atau ganteng, dulu heboh sekarang pendiam. Ada juga yang gak berubah-berubah sih. Ada juga yang...

Berbicara Fadli Zon

Entah mengapa saya sangat tidak suka dengan pendapat-pendapat si gendut Fadli Zon di media-media sosial. Menurut saya komentarnya aneh-aneh dan tidak manusiawi sekali. Pertama, saya membaca di sebuah media online , kalau si gendut ini berkomentar kalau Korupsi itu bagian dari pembangunan. Kalau tidak ada korupsi maka pembangunan tidak akan pesat. Komentar itu terkesan ia menunjukkan pro terhadap korupsi . Padahal, ia adalah salah satu pimpinan di gedung yang seperti gambar pemandangan saat saya masih TK. Kedua, koruptor berhak dapat remisi. Setiap narapidana berhak mendapatkan remisi , tapi menurut saya tidak dengan koruptor. Udah digaji pakai duit Rakyat, eh dianya ambil duit rakyat, rakyat mana? rakyat yang bayar pajak.  *menghela Napas* Orang ini menurut saya, sedikit sakit jiwa. Sebab, komentarnya ini sedikit pro terhadap koruptor. Entah mengapa pula saya menulis tentang si gendut ini. Semoga ia segera sadar dari kesadaran palsunya.

Kebenaran dan Kepercayaan

Kebanyakan orang didunia ini tidak menginginkan kebenaran yang dapat dibuktikan secara nyata. Kebenaran biasanya disertai kesakitan hebat. Dan orang pada umumnya tidak menginginkan kebenaran yang disertai kesakitan. Orang butuh cerita indah dan menyenangkan, yang mampu memberi perasaan bahwa dirinya bermakna, meski sedikit. Karena itulah agama muncul. Jika kepercayaan A membuat hidup orang menjadi tampak bermakna, maka kepercayaan itu dianggap sebagai kebenaran. Jika kepercayaan B membuat hidup orang menjadi tampak lemah dan hina, maka kepercayaan itu dianggap sebagai kepalsuan. Sangat jelas bedanya. Kalau ada seseorang mengatakan bahwa Kepercayaan B adalah kebenaran, maka orang-orang lain akan membencinya, mengabaikannya atau bahkan menyerangnya. Apakah Kepercayaan B masuk akal atau dapat dibuktikan, itu tidak berarti apa pun bagi mereka. Kebanyakan orang susah payah menpertahankan kewarasan dengan menolak dan melenyapkan citra bahwa diri mereka lemah dan hina. --IQ8...

Postingan di Hari Ulang Tahun

Hari ini saya ulang tahun. Tak ada yang spesial. Terlewati begitu saja. Bahkan saya hampir lupa tanggal 1 4 Juli hari ini. Saya pikir hari ini masih tanggal 13. Seperti tahun lalu, saya masih diingatkan tepat pukul 00.00 malam oleh serangan bbm dan line saya berbunyi.  Saya bangun dengan kesal sambil mengambil hp yang ada di samping saya. Lalu saya buka buka passwordnya dan membuka aplikasi bbm yang hanpir ketika banyak bbm masuk, dia lelet seperti siput berjalan. Tapi ketika membukanya  saya tersenyum, ternyata orang-orang ini masih ingat ulang tahun saya. Tak sampai terharu , saya lalu membalas satu persatu bbm itu, saya membalas saat itu juga karena menghargai orang-orang yang ngucapin ultah tepat pada pergantian hari di bulan yang penuh berkah. Padahal di Facebook , tanggal lahir saya tidak dipublish. Beberapa tahun belakangan saya tak suka perayaan ulang tahun saya, hanya perayaan saja, tak lebih. Saya bersyukur dan senang masih ada yang ingat ulang saya dan m...

Bertemu Voldemort

Aduh. Sulit menuliskan apa yang saat ini saya pikirkan. Saat ini saya merasa begitu tertekan. Belakangan saya sering marah, marah dalam hati tepatnya. Hal yang kecil saja, lansung perasaan fire fire lansung muncul. Misalnya dibangunkan sahur dengan mata di senter, makanan saya diambil abang, di ceramahi karena tidur lambat atau diprotes karena sahur tak cuci muka. Saat itu perasaan saya lansung kesal dan marah. Mungkin perut saya isinya bara api yang sangat membara. Sekarang Lampu kamar masih menyala. Sambil berpikir,  sekarang saya begitu malas, begitu bosan, merasa frustasi. Apa saya kurang dekat dengan Tuhan? Saat ini seperti melalui ujian yang lebih sulit dari ujian trigonometri. Seperti melalui banyak tikungan tajam. Di sana banyak paku berserakan, dan saya tak bisa menghindar. Saya seperti bertemu voldemort yang menakutkan itu, tapi saya belum pernah bertemu si kepala botak yang pesek itu. (?) Saya berpikir bagaimana cara melewati jalan tersebut. Bagaimana hal-hal yang bu...

Berpikir Tentang Tujuan

Sekarang sekitar pukul 00.51 AM. Didepan saya sedang ada sebuah buku yang hampir sebulan belum selesai saya baca, satu pena, note book dan handphone kecil yang casingnya sudah tak terlihat baik. Tolong belikan saya hp baru. Hari ini saya tak tidur dengan keponakan saya, dia tidur dirumahnya karena sekarang sedang libur, rumahnya di depan rumah saya. hahaha. Saya sangat bahagia karena tengah malam ini biasanya ia mengigau sampai saya selalu meneriakinya "hei,hei tidur,". Belakangan saya mencintai tidur, setelah selesai bekerja saya akan tidur tiga hingga empat jam, kemudian makan, dan tidur kembali, bangun makan sahur dan tidur lagi. Tapi saya merasakan selalu mengantuk ketika kepala saya menempel dikasur. Saya tak ingin membicarakan apa yang saya rasakan ketika mewawancarai teman dan orangtua salah satu korban Pesawat Hercules yang yang jatuh di Medan Selasa Kemarin. Pilu. Sambil menelungkupkan badan diatatas bantal, saya memikirkan apa tujuan saya. Selama ini saya hanya ...