Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Bercerita Tentang Sepi

Dari tadi saya mengetik, kemudian menghapus, mengetik lagi, kemudian menghapus lagi. Yang saya tulis maksudnya cuma satu, tentang rasa sepi dalam diri manusia. Entah mengapa saya begitu susah menuliskannya. Sama seperti saya saat buang air besar kemarin. Susah dan butuh usaha keras. Maaf analogi saya sedikit jorok, itu sekarang yang ada dipikiran saya. oke here goes : Saya mengerti mengapa Tuhan menyusupkan rasa sepi ke dalam diri umatnya, ternyata untuk mendekatkan diri denganNya. Mungkin sebagian diantara kita termasuk saya, hanya mengingat Tuhan ketika kondisi jiwa atau mood kita sedang tidak baik. Misalnya, masalah yang sedang kita jalani terasa berat, sehingga mengakibatkan pikiran suram dan perasaan gelisah, tapi tidak basah. Walaupin kita mempunyai seseorang yang selalu ada buat kita, tetap tak bisa menghapus rasa resah dan gelisah yang ada dipikiran dan hati kita. Padahal kita sudah menceritakan apa yang kita rasakan, tapi itu tak cukup membuat kita lega. Bebeda, ketika ki...

Keep Positive

Sekarang saya berpikir tentang orang-orang yang selalu berpikiran positif pada setiap hal, orang-orang yang bahagia dengan apa yang ia lakukan, orang-orang yang tenang dan selalu bersabar menghadapi apapun. Saya pastikan, saya belum masuk dari tiga kategori tersebut. Jika saya bertemu dengan salah satu manusia dari kategori tersebut, saya selalu kagum. Mereka terlihat hidup tak ada beban, seperti selalu bersyukur. Hari- hari mereka terlihat enteng setiap hari, tertawa, tersenyum, tak sedikitpun wajah keriting terlihat di rait wajah mereka.Mereka jarang mengeluh, seperti tak ada beban yang ada dipundaknya. Saya selalu mendapatkan energi positif jika berbicara dengan orang-orang seperti ini, baik itu lansung atau sekedar melalui media sosial, saya merasa energi saya terisi kembali jika bercengkrama panjang dengan orang-orang ini. Sepertinya saya harus lebih banyak berpikir positif, santai saja tapi tetap fokus. Bicarakan hal-hal yang baik dan selalu berprasangka baik. Karena ketika k...

Tentang Beasiswa

Memang sejak semester lima saya berpikir untuk sekolah lagi setelah lulus S-1. Mengapa? entahlah. Waktu itu saya mulai tertarik dengan yang namanya sosiologi. Saya mulai baca-baca bukunya dengan serius, berbicara manusia yang sudah terlalu mainstream bersama teman-teman saya di labsos saat kuliah dulu adalah hal yang menyenangkan. Mendapatkan beasiswa itu adalah hal yang menyenangkan, tetapi juga setiap semester dipusingkan dengan target IP yang bikin saya sempat panik kalau saja IP saya tak lebih dari 3.25. Tapi Alhamdulillah sampai lulus bahkan beasiswa saya untuk satu semester saya buaaaaang, hahahahaha. Maaf bukannya sombong, tapi mungkin sedikit pamer, sesekali, biar orang pada dengki. Sederhana. Setelah lulus, saya sempat mencoba apply beasiswa S-2, tetapi gagal, setelah melihat skor toeflnya. Skor toefl saya masih belum mencukupi. Saya ingin bercerita sedikit tentang seorang temannya teman saya, ternyata saya juga kenal karena dia anak murid guru les saya dulu, Ibu Herlina. M...

Happy Virus

Hari ke 12 di bulan April. Sekarang pukul 11.14 di jam handphone saya. Saya sedang tidak ingin berpikir tentang hal-hal yang berat dan yang tidak membuat saya bahagia. Saya ingin bercerita tentang sesuatu yang bahagia. Salah satu hal yang membahagiakan di dunia ini adalah jatuh cinta. Kita, sebagai manusia normal memang wajib jatuh cinta, tanpa terkecuali. Walaupun banyak diantara kita yang memilih hidup melajang sepanjang hidupnya, saya yakin mereka juga pernah jatuh cinta, walaupun saya belum bertanya lansung. Saya sempat berpikir seperti itu. Hidup tanpa pasangan, bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah, membuka usaha, sukses, setelah itu berkebun atau melakukan perjalan. Pikiran saya saat itu sempat diprotes oleh teman-teman saya. Tetapi waktu itu, hidup sendirian lebih menarik. Kita tidak diikat oleh yang namanya pernikahan, pacaran atau semacamnya, kita menjadi manusia bebas. Saat itu saya membaca buku dari seorang seoranh filsuf prancis, namanya saya lupa, ia mengaakan ...

Rutinitas

Beberapa hari belakangan saya merasa tak bahagia, merasa kehilangan semangat, susah konsentrasi. Kegiatan beberapa bulan ini mungkin membuat saya bosan. Rutinitas ini mulai membuat isi kepala runyam, seperti terserang dementor dalam film Harry Potter. Mesin semangat saya sepertinya sedang turun. Saya sudah berusaha membuangnya, saya sudah pergi menonton sebuah film, bernyanyi sampai kehabisan tenaga di ruang karaoke bersama teman saya, pergi sendirian ke suatu tempat ramai. Tetapi semua itu tak ampuh untuk mengembalikan semangat saya. Kadang saya pikir, saya harus melakukan sesuatu yang baru. Tetapi untuk saat ini saya belum bisa, saya belum mampu. Saya ingin sekolah lagi, itu saja. Saya rindu membahas manusia yang sekarang sudah terlalu mainstream, termasuk saya juga di dalam lingkaran itu, terkadang. Saya rindu perjalanan. Rindu ke tempat asing, rindu mendengar aksen yang berbeda, bahasa yang berbeda, rindu udara segar, rindu melarikan diri sejenak. Sebagai manusia, saya mengalam...