Skip to main content

Aku...Kecanduan

Ada satu hal yang tidak saya sukai, bahkan itu adalah hal yang saya benci di kehidupan saya beberapa tahun lalu, dan hari ini kebalikannya.
 
Saya berpikir apa yang saya tidak sukai sekarang, ternyata saya hanya melihat dari kulitnya saja. Saya tidak habis pikir kenapa banyak orang menyukai-nya, saya merasa kurang tertarik dengan itu. 
Hal ini terjadi saat saya selesai ujian skripsi. Salah seorang teman berhasil meyakini saya dan saya mulai membuka diri dan pikiran saya terhadap hal tersebut. Setelah itu, saya perlahan-lahan mulai tertarik dan hari ini saya begitu kecanduan. Bahkan ketika hari dimana saya banyak hal untuk saya kerjakan , cukup hanya mendengar saja, itu sudah cukup. Saya tertawa setelah menyesaikan kalimat terakhir, saya merasa kehilangan pikiran saya sekarang. Hahahahaha. 

Apa yang saya alami dan jalani sekarang adalah hal yang saya tidak sukai di kehidupan saya di masa lalu. Saya tidak perlu menuliskannya disini karena sebuah alasan, tentu bukan hal yang buruk, hanya saja saya belum siap untuk memberitahukannya, tetapi beberapa teman-teman dekat saya sudah mengetahui dan reaksi mereka tertawa seperti bajingan menang perang. Saya hanya takut reaksi orang-orang yang kenal saya sejak lama.

Sejak saat itu, kehidupan saya sedikit berubah sejak itu. Dengan ini, saya belajar bahwa "don't judge a book by its cover". Saya benar-benar berhati-hati untuk tidak menyukai sesuatu jika saya tidak benar-benar tahu. Saya merasa kalimat-kalimat benci dimasa lalu, menjadi kebalikkannya sekarang. Ternyata benar, BENCI itu BENAR-BENAR CINTA. Hahaha

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...