Ketika bongkar-bongkar file video, saya menemukan video diatas. Satu kata "berkesan".
Ada yang menarik dari sebuah perjalanan dan mendatangi sebuah tempat dengan nama yang sebelumnya tidak pernah kita tahu, kita dengar,kita baca. Pertama, sebagai makhluk, manusia senantiasa ingin menjadi berbeda meskipun dalam kenyataannya masih ada persamaan. Kedua, perasaan pada akhirnya memberikan gairah yang lebih membebaskan diri dari kehidupan yang lurus-lurus saja.
Ada yang menarik dari sebuah perjalanan dan mendatangi sebuah tempat dengan nama yang sebelumnya tidak pernah kita tahu, kita dengar,kita baca. Pertama, sebagai makhluk, manusia senantiasa ingin menjadi berbeda meskipun dalam kenyataannya masih ada persamaan. Kedua, perasaan pada akhirnya memberikan gairah yang lebih membebaskan diri dari kehidupan yang lurus-lurus saja.
Ada yang lebih dalam dari itu. Tahun lalu saya mendatangi sebuah tempat bernama Hutan Taman Nasional Tesso Nilo, selain untuk kepentingan kuliah, saya juga ingin melakukan wisata yang biasanya saya sebut perjalanan yang sangat singkat untuk meringkankan pikiran yang berbau akademis. Sebuah lokasi dalam peta yang terletak di Provinsi Riau, terbentang diempat kabupaten yaitu Pelalawan, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi dan Kampar. Hutan Taman Nasional Tesso Nilo menurut dosen saya adalah salah satu kawasan blok hutan dataran rendah yang masih tersisa di Sumatera. Hutan ini mengalami penyusutan sekitar 64 persen yang diduga dari pembakaran hutan, pembalakan liar dan perluasan lahan sawit. Disini kita bisa melihat eksotisme gajah yang menjadi ikon Taman Nasional Tesso Nilo.
Berwisata ke Hutan mungkin suatu hal yang baru. Tetapi tidak ada salahnya mencoba. Mencapai kesana hanya ada satu cara, hanya jalan darat. Dari Kota Pekanbaru sekitar 4 jam. Sebelum sampai kesana, harus sabar dan menikmati perjalanan yang tidak biasa, jalanan belum diaspal dan kotoran gajah dimana-mana. Selain itu, matahari mambakar kulit dan mendesak tenggorokan. Mesti penuh kehati-hatian dalam menyetir karena gajah bisa saja lewat atau kejatuhan ranting pohon. Di areal hutan itu juga ada WWF yang akan dengan senang hati menjadi “tour Guide”. Kita bisa bermain dengan gajah flying squad sambil berpatroli di Hutan Taman Nasional Tesso Nilo, memandikan dan memberi makan gajah dan anak-anaknya atau berjalan menyusuri trek wisata (jungle Tracking) di Hutan Taman Nasional Tesso Nilo sambil melacak tanda-tanda keberadaan satwa liar dan melihat-lihat pohon-pohon yang menjulang tinggi adalah kegiatan yang seru. Karena kita belum tentu bisa melakukannya di tempat lain. Tetapi yang tidak kalah seru adalah masuk ke hutan yang terdapat Harimau Sumatra. Pada siang hari, kita tidak akan bisa menemui harimau Sumatra, pihak pengelola mengatakan jika ingin melihat harimau, kita bisa melihatnya pada malam hari. Sayang, kala itu waktu sudah dibagi. Tidak semuanya dijelajahi di Tesso Nilo. Yang membuat saya terkagum, saya melihat sungai Nilo sendiri dengan tanah yang putih, selama ini saya hanya melihat pasir pantai yang putih. Masuk Hutan memiliki rasa tersendiri, merasakan alam bebas. Udara
segar hutan sangat beda di gunung, di dalam hutan matahari tidak terasa begitu
terik, udara terasa begitu sejuk. Mengenal tanaman-tanaman yang belum pernah kita tahu, burung-burung yang langka, kita bisa lihat di sana.
terik, udara terasa begitu sejuk. Mengenal tanaman-tanaman yang belum pernah kita tahu, burung-burung yang langka, kita bisa lihat di sana.
Selalu ada perasaan yang sama persis setiap saya menginjak tempat bernama asing di telinga. Semacam ada kalimat yang mengapung di kepala yang berbunyi “oh, ternyata ada juga kehidupan disini”.
Wisata ke Hutan Taman Nasional Tesso Nilo sudah sarankan oleh pemerintah. Pihak pengelola mengatakan bahwa yang datang ke Hutan Taman Nasional Tesso Nilo ini kebanyakan dari warga asing, sedikit sekali dari orang-orang Indonesia.
Berwisata kehutan memang tidak biasa, kita memang tidak bisa menemukan orang berjualan souvenir, berjualan makanan, tetapi kita menemukan sebuah ketenangan, ketenangan yang tidak dapat kita dapatkan di kehidupan kota bising dan polusi sekaligus kita bisa lansung berinteraksi dengan alam . Kita bisa menyadari bahwa apa yang kita berikan Tuhan kepada kita harus dijaga dan disyukuri.
Mengutip Christopher McCandless
“just living there, in that special moment, in that special place”.
Comments
Post a Comment