Kadang orang bisa semena-mena terhadap orang yang mereka
tolong.
Kalimat diatas, banyak terjadi di kehidupan kita, termasuk
di lingkungan saya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, mahkluk yang
tidak dapat hidup sendirian, butuh bantuan orang lain. Dan di kehidupan, kita
tidak selalu dalam keadaan baik atau dalam posisi yang baik, kita bisa dalam
posisi buruk. Untuk itu kita harus berjiwa sosial, membantu sesama.
Ketika seseorang dalam keadaan buruk dan butuh bantuan,
sekiranya kita yang merasa memiliki keadaan baik bisa menolong orang yang
sedang dalam keadaan buruk tersebut, baiknya tanpa pamrih, jika perlu. Manakala
di lain hari, kita dalam keadaan buruk, kita bisa ditolong orang yang kita
tolong tadi. Hidup akan terlihat indah jika seperti itu.
Kadang ada si penolong yang merasa dia sudah menjadi
penolong seseorang, lalu bisa seenaknya terhadap orang yang ditolongnya. Jika
si penerima pertolongan membela diri atau menolak, mereka akan mengeluarkan
kalimat “Dasar orang yang tidak tahu diuntung, sudah ditolong tidak berterima
kasih” gitu barang kali ya... seperti mereka tidak pamrih untuk menolong,
padahal mereka tidak tahu apakah mereka sanggup atau tidak, mereka mampu atau
tidak, sama saja ya kata-katanya, hehehe. Jika si penolong ini mempunyai hati
yang baik dan merasa pamrih untuk menolong seseorang, mereka tidak akan
mengeluarkan kalimat tersebut.
Seseorang bisa menjadi sesukanya karena dia merasa menjadi
pahlawan dalam kehidupan seseorang. Terlalu banyak menerima pertolongan orang, seseorang
menjadi lemah, tidak bisa bersuara, membela, bahkan menolak.....bagi sebagian
orang.
Comments
Post a Comment