Skip to main content

Iya..Iya.. Gak Nyangka..

Oke baru aja gue ngehapus postingan yang baru aja gue tulis. 
Dasar otak kurang Sinkron.

Gue sedang sibuk sama tugas take home gue yang namanya skripsi. Sampai pusing dibuatnya, jadinya kemaren gue curhat sama Ibu Dosen pembimbing gue yang baik hati, semoga beliau menunjukan jalan menuju kelulusan yang Amat baik. Amiiin.

***

Jadi mahasiswa yang selalu di bayangi sama skripsi, gue jadi sering mikir sehabis lulus gue kerja dimana ya, pengennya s2 sih, tapi ya gitu. Gue pesimis sama diri gue, sedangkan ngerjain skripsi aja gue mabuk kepayang di buatnya, apalagi kerja. Sebagai mahasiswa yang sedang skripsian, gue tahu apa yang gue mesti lakuin, kejar informan, wawancara informan, nulis hasil hasil wawancara seindah dan sebagus mungkin, bimbingan, tapi tidak dengan perasaan gue. Gak ada perusahaan asuransi apa untuk mahasiswa seperti gue. Lho kok gak nyambung ? Emang gue gak nyambung.

Gue pesimis, apa yang bisa gue kerjain ya setelah lulus. Saudara gue bilang "kenapa gak masuk ekonomi aja? kan nyari kerja enak" ya elah bro, liat nilai ekonomi waktu SMA aja remedial broh. "Emangnya nilai sosiologi kamu gak remedial?" ya enggaklah, pas-pas KKM. Gue gak nyangka malah lulus di sosiologi. Ternyata apa yang kita tidak bayangkan, bisa terjadi pada diri kita.

Gue pengen kerja di media, gak tau tertarik aja sama hal yang berbau informasi. Sewaktu gue SMP, gue masuk ke mading sekolahan sampai buat film bareng anak mading dan yang paling kampret, gue jadi ketua mading pas SMA, tapi waktu itu ada beberapa hal yang buat "meninggalkan" mading. Pas kuliah, selalu gue diletakin di struktur informasi dan dokumentasi-an.

Sewaktu gue ngobrol-ngobrol cantik sama Anchor MetroTV mbak @gilangayunda selesai acara apa gitu gue lupa, beliau bilang kalau kerja di media itu seru, apalagi kalau jadi reporternya, kerjanya kayak cuaca ekstrim, kamu bisa ngerasain itu dalam satu hari pas liputan. Dan itu buat gue semakin tertarik sama media. Kakak gue juga dukung gue kalau kerja di media, tetapi Abang gue gak setuju,temennya banyak yang kerja di media soalnya, jadi wartawan, gak mau adeknya di tempatin di daerah konflik,soalnya dia sayang adek.hehehhehe. Bapak gue? setuju aja pilihan hidup anaknya. Yang penting rumah udah dikunci, air udah dimatiin, jangan "senam jari" mulu, jangan pulang malam-malam, padahal anaknya jarang keluar rumah, apalagi malam, paling lama pulang jam setengah 3 seumur hidup dalam perpulang malaman, itupun pulang sehabis kemah jurusan dan beliau yang jemput. Eeh maap curhat.

Beberapa waktu lalu, gue ikut tes psikotest. 
Hasilnya...

Hasilnya gue cocok di kerjaan yang dulu pas gue tes masuk PTN gak lulus.
Programer komputer? HHHMM
Database Administrator? HHHMM
Sofware Developer? boleh juga nih.
Analisis Sistem? Sistem masyarakat?sosiologi banget tuh.
Animator Komputer? Gue udah garis pake penggaris dibilang Bapak gue "garisnya belum lurus"
Insinyur Lingkungan? gak berani deh.
Insinyur sipil ? HHHMMMMM!!!
Ilmuwan Lingkungan ? gak berani juga deh.
Ahli astronomi ? HHMMM!!
Peneliti farmasi? nanti gue egois, buat obat buat diri gue sendiri ntar.
Pengacara ? kurang tertarik sama hukum.
Hakim ? gue gak bisa adil.
Analisis berita? oke oke juga juga.
Arsitek? Desainnya gak pernah oke.
Perencana Finansial? Yang berbau finance, kurang tertarik, kecuali simbolnya, uang HAHAHAHA

Gue bingung mau jadi apa. Gue bingung apa yang gue senangin. Ini fase apa ya namanya ya?

****

You.. when you go out from my heart?

Comments

  1. makasih ya udah mampir di blog akuh, tapi komentarnya itu lho , ambigu hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...