Skip to main content

Kukerta (Part III)

Malam ini ngerasa bosan banget,bosan banget. Rindu,rindu gue kepadamu,rumah. Ngeblogpun harus pake aplikasi,main twitter atau path, itupun kalau sinyalnya lagi bagus-bagusnya. Semoga didesa ini didirikan tower provider apa aja yang penting bisa akses informasi. Mari berdoa untuk kemurahan hati orang provider itu.

Setelah gue mikir dengan otak gue yang gak seberapa ini,kukerta itu, dimana kita bisa dapetin pelajaran,atau bahkan belajar tentang hidup yang sudah, sedang atau bahkan yang dialami sama hidup kita. Udah beberapa hari ini, gue,sama temen sekamar gue,selalu ngomongin tentang hidup, apa yang kami alamin,ngalor-ngidul sampai salah satu dari kami ngantuk atau dia telponan dengan pacarnya. Dan gue ngerasa itu bersahaja banget bahan omongannya. Awalnya, gue mikir,mahkluk ini sombong, susah gabung, dan ternyata itu semua lenyap. Hahahaha. Disini gue bisa ngambil makna kalau kita, jangan suka mendengar cerita dengan ekspetasi orang, lalu menyimpulkan secara matang, dan itu gak adil. Banyak diantara kita, sebagai manusia, menyimpulkan sesuatu dengan fantasi mereka sendiri dan kita yang otaknya mudah di doktrin, dengan gampangnya percaya dan terpengaruh.

Bagi gue,temen yang bener-bener temen itu gak penting dia dari kalangan mana, gak penting fisik sempurna atau tidak, apapun deh, yang penting dia nerima kita apa adanya, gak seenaknya ngerubah kita dengan apa yang mereka inginin, kecuali untuk kebaikan, dia ada saat kita terpuruk, senang,bahagia, kita bisa jalan bareng bareng di hidup ini tanpa cela. Intinya bisa nerima kita, ngertiin kita, bahkan bisa membawa ke jalan yang lebih baik. Seperti dosen, membimbing ke jalan yang lulus. Hehehehe (karena skripsi belum di sentuh, jadinya kepikiran, aduh neptunussss)

Sampai sekarang masih belum ada yang seperti itu, mendekati ada, tetapi gue gak banyak berharap. Yang penting gue hidup gak sendirian. Kenyataan gak bisa dibeli, belum tentu sama seperti mimpi.
Pengen nulis pake gaya sastra, tapi itu sulit, pengeeeen.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...