Libur telah tiba, libur telah tiba, hore-hore horeeeeeeeee.
Enggak bahagia-bahagia banget sih, tapi lumayan dinikmati sampai detik ini.
Rencana Liburan? nanti tunggu postingan gue di bulan februari aja deh yaaaaaa.
Liburan itu bikin deg-degan juga kalau liat-liat portal akademik, nilai gue belum keluar, satupun. Demi apapun gue harus sabar, semoga IP gue 4, aminnnnnn.
Selama beberapa hari ini banyak banget pengalaman hidup yang terpikirkan sama gue, ya terpikirkan, karena gue udah beberapa hari liburan di kasur, gue terkena serangan virus influenzan, amandelan, demaman. Udara kurang bagus sekaligus pola hidup gue yang kurang bagus juga, sehingga menyebabkan daya tahan tubuh gue gak mampu menahan serangan dari berbagai macam virus, sehingga harus istirahatlah.
Selama di pembaringan gue, gue mikir banyak hal, bukan ngayal, bukan mimpi. Tapi yang gue pikirin itu cuma satu kata, PERNIKAHAN.
Pernikahan itu kan menyatukan segerombolan insan dari dua pihak yang berbeda, bukan cuma 2 orang, tapi segerombolan keluarga harus menyatu, berkomitmen untuk menjalin sebuah keluarga, katanya yang sudah berkeluarga sih. Sebelum menikah, biasanya banyak dari mereka yang berpacaran, dari yang umur pacarannya seumur jagung, sampe seumur pohon sawit mungkin. Malah ada yang baru kenal lansung merit. Terserah apapun itu menuju ke tahap pernikahan. Di twitter, ada ustad yang suka ngetwit pacaran itu rugi, menikah itu untung. Beliau banyak ngetwit yang intinya gini, udah, kalau enggak mau berkomitmen, putusin aja, terdengar seperti acara-acara apa gitu.
Menurut gue banyak dari kita yang pengen nikah, katanya enak. Tapi, pikiran gue, enak apaan? pernah denger lagu project pop atau materi stand up raditya dika yang "wanita dijajah pria, sejak dulu, sejak dulu wanita dijajah pria" itu ? kalau dipikir-pikir sih bener. Dalam pikiran gue, apa wanita dilahirkan untuk dijajah pria? contohnya, kalau lo nikah, pasti lo ngelayanin suami lo kan? misalnya nyiapin sarapan, buatin kopi dia, emangnya dia gak bisa buat sendiri apa? manja banget mesti dibuatin. Katanya kan wanita itu harus dijaga, dilindungi, nah malah disuruh kedapur, masak, nyuci, nguras bak mandi, dan kerjaan yang buat kita tidak terlindungi, kita bisa berdarah-darah dan menangis saat ngupas bawang, kita bisa kecebur di dalam bak mandi dan hal hal yang mencelakai kita saat mengerjakan pekerjaan itu, wanita tidak terlindungi.
Kata dosen gue, wanita itu kerjanya semacam segitiga, dapur, kasur, sumur. Di dapur mereka masak untuk keluarga mereka, pagi pagi buta udah bangun buat ngasih sarapan makhluk-mahkluk yang ada dirumah mereka, trus kepasar, trus masak, ehhh tunggu, tetep pasti ada ngerumpinya sih, kodrat wanita. Trus kalau mereka punya anak yang masih kecil, saat sedang masak misalnya, anaknya nangis, mereka bakal ke kasur mereka buat diamin anaknya yang sedang menangis, trus ninggalin dapur sementara. Trus kalau nyuci, mereka ke sumur, nyuci, trus kalau yang masih pake sumur galian gitu, pas nimba, mereka masuk sumur, mereka tidak terlindungi, kawan. Itu katanya yang melindungi? belum lagi mereka angkat-angkat galon air ke dispenser. Kurang dijajah apa sih mereka? munkin ini yang buat wanita lebih banyak di dunia daripada leki-laki. Karena mereka lebih banyak bekerja otak mikirin masak apa hari ini trus otot mereka juga bekerja sebagai orang dapur. Bandingkan dengan laki-laki. Bandingkan.*oke barusan gue lihat lipan melintas didinding kamar kedai gue ini, gue agak shock.
Si Sarte, filsuf Prancis bilang kalau pernikahan itu adalah penindasan secara halus. Apa karena wanita itu di ciptakan dari tulang rusuk laki-laki sehingga wanita itu harus mengerjakan apa yang gue bilang tadi ? Sungguh itu tidak adanya keadilan gender. Masih menjadi tanda tanya dipikiran gue.
Gue sendiri sampai sekarang udah hampir tahun ketiga kuliah masih sendiri alias jomblo, tapi gue cukup bahagia dengan kesendirian gue. Tepatnya terpaksa menikmati kesendirian gue.
Anyway, Selamat Liburan bagi yang menjalakan :)
sar, laporan lipannya... -__________-"
ReplyDelete