Skip to main content

Self (part 1)



Gue manusia yang sedang menjalankan fungsi sebagai adik dan mahasiswa. Gue gak ngerasain peran gue sebagai anak. Gak tau kenapa gue gak ngerasain peran sebagai anak itu, gue lebih ngerasain peran gue sebagai adik dari 4 kakak-kakak dan abang-abang gue. Gue anak terakhir dari 5 bersaudara dengan jarak umur yang cukup jauh,belasan tahun. Mungkin gue kebanyak berinteraksi sama saudara gue ketika gue dirumah. 

Secara biologis tidak ada manusia yang seratus persen berjiwa laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan oleh masing-masing individu manusia kelenjar kelaminnya menghasilkan kedua hormon baik laki-laki (testosteron) maupun perempuan ( estrogen) . 

Ketika kecil gue sering main sama abang-abang gue,  jadinya masyarakat atau kebanyakan orang melabeli gue tomboy,kelaki-lakian, tapi ini dalam hal style saja, tidak termasuk kelakuan gue. Gue kebanyakan bersosialisasi  sama cewek.  Rambut pendek,kaos,celana pendek, itu style gue sehari-hari, sampai sekarang, tapi rambut gue udah gue panjangin. Gue nyaman aja sama style yang kaya begitu,simple, soalnya gue gak mau yang ribet-ribet.  
Ada yang bilang perilaku gue menyimpang dari kodrat karena gue seperti ini. Dari mana menyimpangnya? Nilai nilai dan norma dimasyarakat masih gue hargain,masih menjadi seorang cewek. Masih doyan kesalon, kalo sholat masih pake mukena, gak ada niat ganti jenis kelamin. Dan gue tidak menyimpang dari kodrat gue. Budaya juga kok.hehehe

Gue ngerasa gue yang sekarang berubah. Gue lebih suka sendirian, sibuk dengan hp atau laptop gue. Gue yang sekarang lebih suka berkelompok, ngebicarain sesuatu bermanfaat atas berbagai alasan. Gue sendiri jujur susah buat membina hubungan. Apalagi sekarang, gue gak gampang percaya dan sayang sama orang lain. Serius. Bisa dibilang ada satu hal traumatik di masa lalu gue sehingga gue jadi kayak gini.

Ini analisis bego-begoan gue secara sosiologis tentang gue, tapi setelah gue baca ulang, gue nganalisis diri sendiri, lebih ke individunya, bukan masyarakatnya. Ah, ya sudahlah yang penting posting hahhaha

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Sekilas Sosiologi Kesehatan

Sosiolog belajar semuanya, termasuk tentang kesehatan. Tapi tentu dalam kacamata sosial. SAKIT dalam definisi medis adalah adanya gangguan secara biologis terhadap tubuh. Sedangkan secara sosiologis, sakit itu ketika kamu gak bisa jalanin peran dan fungsi secara optimal di masyarakat. Penyakit sekarang lebih bersifat degeneratif. Penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan pola hidup sehat (terbukti pada penelitian kami, sosiologi angkatan 2010 di Siak pada Juni 2012). Lima faktor gaya hidup yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas di Indonesia, seperti perilaku merokok, perilaku seks, pola makan, okupasi, dan yang terakhir mobilitas. Ada beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan. Iatrogenesis Klinis. Penyakit klinis yang muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya ketika jarum ketinggalan di ketiak pasien saat operasi.  Iatrogenesis Sosial. Penyakit sosial muncul dari sebuah penanganan medis, contohnya pasien hilang dirumah sakit.  Medikalis...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...