Waktu mungkin adalah obat yang paling ampuh untuk nyembuhin luka. Bisa saja benar, bisa saja tidak, menurut gue.
Udah beberapa bulan ini gue mencoba intropeksi diri sama sebuah masalah yang terjadi di hidup gue. Awalnya, gue mikir ada dementor dalam hidup gue, tapi gue sadar itu salah. Selama dalam proses itu, gue jadi sadar kalau di diri gue juga ada yang salah. Gue terlalu berharap. Gue semakin sadar sejak mendapat masalah ini, kalau berharap itu jangan sama manusia,berharap itu sama Tuhan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan kalau berharap kepadaNya pasti gak akan kecewa. Itu yang selama ini gue berusaha meyakininya. Gue terlalu berlebihan,sayang gue berlebihan. Agama mengatakan kalau setiap yang berlebihan itu gak baik.
Gue mencoba menghilang beberapa bulan ini untuk nyembuhin sakit hati gue, sampai sekarang, gue masih belum mau ketemu sama tuh orang,gue belum mau ngubungin tu orang. Tapi dia selalu ngubungin gue dan bilang gak ngerti sama gue yang sekarang. Gue mencoba untuk tidak berlebihan,biasa aja,seperti pertama kali dia mengenal gue, gue yang cuek. Maaf gue berbeda, gue berubah, karena gue baru aja dari desa Konoha.hahhaa. Kalau saja kejujuran itu diungkapin dari awal, mungkin gue gak bakal seperti ini. Dosen gue pernah bilang, setiap masalah yang menghampiri kita itu adalah proses pembelajaran hidup. Memang, gue belajar untuk menjadi dewasa, belajar ngelakuin sesuatu itu kadang harus pake otak, gak pake hati mulu. Belajar untuk tidak banyak berharap, belajar hati-hati untuk memilih siapa yang berhak untuk ada di hati gue.
Jadi inget, gak selamanya gue berada di posisi jelek, gak selamanya dalam posisi buruk. Kadang kalau kita sedih, kita berpikir, kita gak akan bisa ngelewatin ini, kita gak bahagia dan kita orang yang paling miserable di dunia ini. Satu-satunya pelipur lara yang gue yakini adalah Tuhan masih bersama gue and everything will be fine.
Comments
Post a Comment