Skip to main content

April,Be Nice ya

Udah gak terasa udah bulan april aja.Di penutup tanggal 1 April ini,gue pengen nge post sebelum tidur.

Udah lama banget gak nge-posting sebuah tulisan di blog gue,yang biasa isinya gue galau dan sekarang gue udah lumayan gak galau lagi,karena mungkin kebanyakan kegiatan Dekan fisip CUP dan Training public Speaking and Presentation skill yang buat badan gue dan (hati) hancur minah,compang camping,kuda bunting.Dan semua kegiatan itu akhirnya berakhir juga.Alhamdulillah.
sebenernya gue gak hitam,dekil gini

Ini pas Training public speaking bersama TF 2011
Yang acara dekan belum ada fotonya,soalnya belum dapet sama gue.

****
Hari ini capek banget tapi gue senang.Udah lama banget gue nunggu buat main bola basket,akhirnya gue main juga.Bersama @MDwidii @miawahab @hidayatulyana @qoyyi @lookywulandari @chindytok dkk. Disini gue bisa ngerasain emang gue udah lama banget latihan.Dari cedera berkepanjangan ini,akhirnya gue bisa main.Gue pengen terusin hobi gue ini dengan masuk ke klub basket.Gue masih ragu.Gue butuh masukan buat gabung ke klub mana.

1 April,berarti gue memasuki minggu ke-7  perkuliahan dan minggu depan gue udah UTS.Gue banyak ketinggalan pelajaran,proposal gak terurus(sebenernya belum diurus),semuanya berantakan,belum gue sentuh yang namanya tugas buat UTS.HAddduuhhh.IP semester ini mesti naik,biar IPK gue yang pas-pas buat makan itu bisa terkongrak.Semoga.Amin.

1 April,harapan itu semoga ada,beasiswa itu cepet di transfer ke rekening kami masing-masing.hahhaha Aminnn.

Gue gak banyak berharap sama bulan ini sih,karena semakin banyak gue berharap,semakin banyak gue kecewa.Terima Kasih buat orang yang terkasih udah ngajarin gue tentang ngerasain kekecewaan,begitu dalam.Kalau gak ada kamu,aku gak akan bisa kayak gini.Jadi,gak usah banyak berharap dari apa yang kita pengen,tapi banyaklah berusaha buat apa yang kita pengen .hahhahahaassiikkk.

April,be nice yaaaa

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...