Skip to main content

Sekarang Udah Gak Gini Lagi

Udah mulai jarang buat posting di blog gue,gue sibuk dengan kemalasan gue.
Malas semuanya.Gak semangat.
Yang bikin semangat gue sekarang mulai main basket lagi setelah beberapa tahun gak main serius.Main cuma nge shoot2 aja.Setelah 3 tahun.

Bukan berhenti tanpa alasan,gue punya alasan buat berhenti sejenak.
Pertama,karena waktu itu gue sakit,semacam kelelahan gitu,otomatis gue harus istirahat total sampai kondisi badan gue bener-bener fit lagi.Trus waktu itu gue mau UAN.Bapak gue ngelarang gue buat main basket,beliau nyuruh gue buat jaga kondisi sampai SNMPTN supaya bisa lulus PTN negeri.Akhirnya gue jebol di Sosiologi FISIP UR jalur PBUD.Pengennya teknik geologi, sipil, fisika di luar.tapi yah apa daya.Apa daya.Semesta tak mengizinkan,gue di tolak.

Setelah itu gue balik lagi main basket.Gue jatuh sewaktu akan lay up,terpeleset gitu,jatuhnya pinggang duluan dan terhempas ke lantai.Sakitnya luar biasa.sampai gak bisa rukuk,jongkok juga waktu itu gak bisa.Dan kaki gue terkilir.Terkilirnya tentu nanti bakal balik lagi,alhamdulillah masih dalam taraf biasa.Akhirnya gue dibawa rontgen ke rumah sakit dekat rumah.Santa Maria.Selalu gimanapaun sakit gue kesini terus,dekat rumah hahaha.Hasilnya begini.

seakrang udah gak gini lagi.
Trus setelah itu,kaki gue retak,yah akibat tabrakan yang ternyata salah urut hahahha.Retaknya dikit sih,tapi ya lumayanlah sakitnya.  Gue lupa fotoin hasil rontgennya.

Setelah semua di fisio fisio kan,akhirnya bisa lagi kayak gini.Alhamdulillahhhhh.
Sekarang gue pengen mulai dari awal lagi,dribble terutama,main gue bongak,gue pengen main yang bagus.Semoga gue bisa dan tidak melupakan kuliah.

Semoga gue bisa lagi,buat hilangin kesuntukan selama ini. 
 There is NO shortcut. It is all about HARDWORK & DETERMINATION.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...