Skip to main content

Too Sweet To Forget

Alhamdulillah,sampai saat ini masih bisa nge blog, walaupun dengan kesibukan kuliah dan nonton basket beberapa hari ini sehingga lupa akan tugas kuliah Sosiologi politik saya sendiri.

Hari ini saya nonton final party Honda DBL Riau series.Yang bertanding di final cewek Smansa Pekanbaru vs SMK 2 Taluk kuantan dan dimenangkan oleh SMK 2 Taluk Kuantan.Yah luar kota.

Jadi kangen Dbl 2009 yang lalu,Tahun 2008 sekolah saya, SMA 11 Pekanbaru, jadi champion DBL waktu itu, tapi tahun 2009 kalah melawan SMA santa Maria di Final. Memang waktu itu saya baru main basket, karena masih anak baru juga, tapi selama itu saya terus latihan untuk bisa masuk starter di sekolah. Alhamdulillah itu bisa saya capai. Menurut saya,masuk final itu sudah lumayan, luar biasa. hahaha. Disini saya belajar jika berawal dari niat terus usaha dengan ditambah doa tambah lagi keyakinan, pasti apa aja yang dilakuin bisa tercapai. Kira-kira Formulanya Hasil=Niat+usaha+doa.Memang target kami bersama coach Taufik target final.

Saya tidak ala akan lupakan bermain basket membawa nama sekolah ini.Dan dbl 2009 itu dbl terakhir di Hall A sebelum di gelanggang Remaja.
Sebelum DBL dulu,kami juga mengikuti turnamen Pra DBL dan saat itu kami mendapatkan juara yang ketiga. SEminggu sebelum Pra DBL itu, saya tabrakan kecil. Hasilnya, saya tidak bisa ikut uji coba ke SMAN 1 Payakumbuh.

Beberapa penampakan dulu.

ini sewaktu pembukaan lawan SMA 5. Saya merinding menyanyikan Indonesia Raya
Ini teman-teman saya di KelasXI IA 3 yang menyemangati saya,akhirnya merekakeluar sebagai suporter terheboh dan berhasil mendapatkan uang tunai sebesar 500ribu. Entah mereka ingin menyemangati atau menjadi suporter . hahahahhaha

Saya final,hiraukan saya
Ini foto buat buku tahunan Sekolah

sebenarnya gak main
kostum basket yang hijau saya entah siapa yang minjam

Bermain bersama teman-teman di Family Basketball Club. khusus Cewek
Main di SMAN delapan yang melihat sang kepala sekolah marah-marah karena sampah
Sekarang saya baru akan berniat kembali bermain basket. Setelah kaki saya sempat retak, setelah saya cedera pinggang.



Comments

  1. salam kenal ree.. btw lo mirip teman gue.. dan dia main basket jg

    ReplyDelete
  2. sariii aku pengen nonton DBL -___________-" di jogja nggak ada sma 8 pekanbaru, nggak ada yang bisa didukung. betewe kayak kenal tuh yang foto di smandel hahahhaa

    ReplyDelete
  3. Wah artikelnya menarik ya...
    Salam kenal bg Ree, mirip dengan om Ari Laso. Hahaha, cuma dikit kok bg :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...