Skip to main content

Sedikit Curhat

Hari kelima di bulan maret.
Masih dengan kaki yang agak nyeri dikit air kuku,tapi ya begitulah,mau di acemanakan lagi, kakiku beginilah adanya.Pengen ada garansi tulang,otot,urat kaki,tapi ternyata gak ada.
Main basket hanya sekedar shoot-shoot kecil,gak pake lari kencang-kencang.Ini mungkin cedera berkepanjangan.Ya sudah yang penting masih bisa jalan.

Semester 4 ini sepertinya semangat kuliah dan belajar harus extra. Udah dapat judul proposal tapi gak ada literaturnya. Mesti nyari judul lain.Dimulai dengan permasalahan yang emang gue seneng sama itu.Semester ini juga mulai penelitian.Pengen cepat tamat rasanya,biar kata-kata "udah berapa tahun kuliah?" "kapan bisa tamat?" derita anak paling kecil dan penutup buat sekolah.Dan gue pengen buat Pak RT bangga dan semua orang yang gue sayang dan yang menaruh haparan besar buat gue.

Entah kenapa di suasana seperti ini,tenang,tentram dan si "elang" sebelah gak ribut teriakin gol,gue ingat mama,gue kangen mama.Mama adalah orang yang paling gue sayang.Mama adalah kekuatan.Gue gak tau pasti beliau pengen gue jadi apa,gak tau pasti beliau pengen gue itu gimana.Gue kangen semua tentang mama gue.Semuanya.Jujur gue baru sekali di pukul pake lidi,itupun sewaktu gue gak mau ngaji gara-gara nonton amigos but i Love my Mom.

Hidup gue teratur dan sehat sewaktu mama gue ada.Di balik kehilangan tersimpan Hikmah.Gue jadi dekat sama pak RT yang biasa gue panggil Abah. Ya dulu dekat sih,tapi gak seperti sekarang.Gue jadi lebih bisa mandiri,gak mandiri-mandiri amat sih,paling gak bisa ngerjain apa yang gak bisa gue kerjain.Misalnya baju yang mau di pake.hehehehe.Yang berubah sejak mama gue gak ada,gak ada sarapan,gak ada masakan rumah,apalagi sup ayam.Gak ada.Ya sudah masih banyak rumah makan di Pekanbaru.tapi ya gak ada seperti masakan mama gue,walaupun Abah gue juga bisa masak,tapi beda.Dan kesibukan yang buat Beliau harus di luar rumah,seperti sekarang ini,jajan gue udah habis bah,cepat pulang .hahahhaha. Dan kakak-kakak dan abang-bang gue,di balik kekampretan kalian semua,tersimpan perhatian yang mungkin agak besar ya,gue memaklumi itu,karena usia kalian tidak lagi muda,jadi menikahlah kalian.hahahha

Gue gak boleh nyesal sama yang udah terjadi,yang udah terjadi itu takdir kita.Mau itu urusan Tuhan.mama gue emang eninggal akibat sakit jantung.Tapi pergi di saat Beliau udah mulai sehat.Sedih sih.Tapi ya itulah hidup.Harus dijalani.

Dan ada tarumatik sendiri setelah mama dan tante alias adek mama gue udah gak ada,gue takut kehilangan orang yang gue sayang,emang itu wajar sih,tapi gue berlebihan banget.Ya pada dasarnya memang seperti itu ,tapi namanya juga takut,ya takut.

Hargain setiap detik bersama orang yang kalian sayang,cintai dan kasihi.
Iklan banget

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...