Skip to main content

Nilai Cenat-cenut

HHHHHaaaaaaiiiilllooo teman-teman terkasih :)
Gue udah mulai kuliah nih,semangat !
Di balik semangat gue,tersimpan sedikit kesedihan di hati (caiillaaahh), tentang ip gue yang akhirnya terhenti di 3,39 , dan menurut gue itu rendah, dari 3,7 jadi segitu,ya udah deh,syukurin aja,emang rezeki gue segitu, gue juga masih baru di dunia sosial (azzeehh) mungkin gue kurang di semster 1 dan gue pengen lebih tingkatin di semester 2. Tapi alhamdulillah masih bisa ambil 24 sks.

Ada yang kurang puas gue sama nilai politik guemenurut gue udah berusaha maksimal dipolitik,tapi, nilainya nggak maksimal.Mereka yang bisa dibilang jarang masuk, pernah dibilang tidak beretika sama tuh asdos, tapi nilainya A, karena apa, katanya banyak orang, karena mereka main voli bersama dia. Apa karena main voli itu bisa dapet A, yang konkrit dong boy. Semoga dosa beliau diampuni. Dan gue sudah cukup muak liat mukanya dia. Maaf saya emosi.

Dan tadi juga dengar kuliah jumat bang Radit,apa yang di omonginnya benar. Keren deh.Thanks bang radit.
Kita jangan selalu ngikutin orang,lihat keadaan kita gimana,kemampuan kita gimana, kalo jatuh itu sakit banget. Optimis diawal itu bagus,tapi jangan sempat pesimis di awal,karena untuk bersemangat susah.


Comments

  1. kadang kedekatanpun cukup mempengaruhi nilai, semakin kita kenal dengan dosen atau asdosnya biasanya nilai kita mudah dikatrol. mungkin karena nepotisme udh mendarah daging ya.. (lho?)hhaa

    ReplyDelete
  2. mungkin kane diberi segitu bang sama tuh asdos :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...