Skip to main content

Kangen

Opppssss..
Sungguh !!! gue suka nulis disisni, tadi sih gue mau belajar basket secara online, liat-liat video di youtube, tapi karena koneksi ada masalah dikit yang bikin jadi lama, gue milih nggak usah liat karena bikin berat, trus gue  lagi ngedit-ngedit blog sosiologi dan blog gue sendiri, tapi nggak bisa ganti backgroundnya, kenapa ya? gue nggak tau, bagi teman-teman yang tau, kasih tau gue yah :)

Gue sekarang lagi kangen sama pacar gue, dia juga kengen gue tadi katanya , dia kangen gue yang manja dulu. emang sekarang nggak?
katanya "gue lagi sibuk-sibuknya mandiri "
Sebenernya gue ada sesuatu yang pengen gue tulis, tapi kayaknya nggak deh, karena gue tau, bukan gue aja yang baca, tapi teman-teman gue yang tau blog gue ini, jadinya ya ntarlah gue cerita sama dia, kalo gue ingat.
Udah lama banget kami nggak jalan bareng, lama banget, gue pengen jalan bareng sama dia.

Gue masih ada tugas yang belum gue selesein, pengantar sosiologi, dan gue buat konsioner gue salah banget, harusnya gue adalah konsioner yang pertama,tapi gue jadi yang kesepuluh, yah, ngulang lagi deh. Ngomongin sosiologi, gue jadi inget kalo nilai UTS gue belum dibagiin, anak yang non-reguler sosiologi udah,dan yang tertinggi nila novia, selamat ya kawan ;) semoga aku juga bisa seperti anda.amin.

besok 1 muharram nih bre, tahun baru islam, tapi memperingatinya nggak seheboh tahun baru masehi, kenapa? karena di Indonesia memakai tahun baru masehi , menurut gue, gimana menurut kalian? silahkan komen yah :)

Selamat tahun baru islam, semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemaren.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...