Skip to main content

Terima Kasih dan maaf

Gue 3 hari kemaren gue ada di West Sumatra alias Sumatra Barat, tepatnya di Harau. Seperti postingan gue sebelumnya, gue disana buat KBM dengan nama bekennya Capacity Building Of Sociology. Seru banget. Walaupun ada banayak yang nyangkut-nyangkut dikit 2 harinya.hehehe

Perjalanan Ke Harau seru banget. Walaupun rada sempit sih tempat duduknya, tapi tetep seru. Gue lagi nggak mood buat nulis postingan. Tapi gue pengen bilang seru, mengharukan. Pasti bakal kangen sama masa-masa ini.

Makasih banget yang udah bantu gue, anak ketek di sosiologi ini, maaf nyusahin kawan-kawan, kakak-kakak sekalian. Terima kasih kak mita, kak revi, kak lince, kak irma, kak dian, kak Yuanda, kak tika, pokoknya semua kakak-kakak dan abang-abanga dan kawan-kawan 2010  yang udah gue buat susah pas KBM kemaren.

Terima kasih buat panitia nya. Kompak banget. Ree sayang kalian semua.Nanti bakal gue postingin tentang KBM gue di harau. Tunggu aja ya genk :)

*******
Gue lagi butuh injeksi penyemangat, gue nggak tau gimana lagi buat semua jadi kek dulu. Gue dibilang pas butuh , pas butuh pas butuh. padahal itu nggak bener. Gue nggak nyangka aja kek gitu. Gue nggakpernah manfaatin orang buat kepentingan gue. Gue bingung, nggak tau mesti bilang apa lagi, gue bingung. Gue nggak tau mesti ngapain. Emang gue banyak salah. tapi gue nggak ada manfaatin. nggak ada. Aku sayang kamu ndut.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...