Skip to main content

Singkat Aja

Gue nggak bisa tidur,ngambil laptop di kamar kakak gue,untung aja kamarnya nggak bisa kekunci,gue ngeliat laporan keuangan kantornya dia,sumpah gue jadi pengen punya perusahaan kek gitu,tapi yang gue sekarang bingungkan,posisi kakak gue itu apa sekarang.Hah sudahlah,gue ntar tanya sama kakak gue aja.

Gue cerita sama abang gue kampus gue ngadain yang namanya KBM (kemah bakti mahasiswa) di Desa Sibuai, Bangkinang, tapi gue nggak boleh ikutan karena mikirin tempatnya yang desa banget,Mau mandi nggak jelas,makanpun dimana kalo orang yang nggak bisa makan cabe seperti gue,sakit-sakitan gimana.Gue bingung mau ikut apa nggak,tadinya gue nggak mau,karena promosi dari senior gue itu menggugah hati, gue ada sedikit niat buat ikut KBM.

Siang tadi sih pulang ngampus gue kurang sehat, sebenarnya dari pagi sih,tapi ditahan aja,karena gue nggak mau ketinggalan mata kuliah,gue pengen cepat-cepat selesai,nilai bagus,dan ipk tinggi ( cita cita banget nih) gue pengen jadi dosen muda seperti dekan FE UI gue lupa siapa.mudah-mudahan terkabul amin.
Balik lagi ke yang gue kurang sehat,sebenernya gue udah telat buat MCU,tapi karena gue kuliahnya jauh dan gue nggak mau lagi malam karena rame banget umatnya apalagi banyak yang tua-tua.Hasilnya sama aja, tapi karena di FISIP itu banyak yang ngerokok,pagi udah sarapan rokok teman-teman gue,gue udah menjauh tapi masih bau juga, gue sering marah-marah belakangan ini, banyak pikiran yang  buat gue kurang sehat, gue disuruh senang-senang aja, itu banget yang susah.

gue udah upload foto-foto Baksos gue .Nanti gue Upload deh.

Dadadadada gue mau tidur dulu.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...