Skip to main content

Rock Time !

Selamat malam :)
Sekarang hujan, jadinya jaringa agak nggak koneksi jadi lelet banget, buat gue ngenet malam ini,sampe bikin emosi. tapi syukurin aja apa yang ada.
Oke, gue hari ini capek, abis pulang latihan tadi sore yang bukannya latian tapi latian ketawa-ketawa. Dan sialnya, ban "sepeda" gue bocor. sengsara kalo bawa dia. Tapi gimana lagi, keren kalo pake itu, irit.haha

Tadi di kampus, gue main BATU alias ROCK.
Oke di perjelas, DOMINO. Main domino pasti seru banget. Apalagi kalo di kasih "tepung harum" ke muka kita yang manis.hahaha. Tadi gue main domino bareng anak sosiologi di sekre bem fisip, yang main cuma berempat,akagal, komting NR, sama vika. yaiyalah, cuma cukup segitu. Gue selalu ehm kalah main ini, muka gue abis banget sama tepung harum, abis, gue nggak tau dimana letak kesalahan gue, apa batunya yang salah, atau gue yang main goblok, atau yang ngocok batu goblok. Gue nggak sempat ambil momen gue yang bermuka putih banget, tapi temen-temen gue sempat.Semoga besok-besok kalo main lagi, gue pasti menang.haha
si komting ketagihan megang balak 6.

ini etek menor.haha

alah goyang, akakgal goyanggoyang sih.haha

jika saja 

menang itu sesimpel 1+1 = 2 ,

maka kita tidak perlu susah-susah untuk mencari kalkulator atau menemukan formula 

untuk membuat kemenangan itu 

lebih mudah untuk diraih



ohh ya, tim bola voli fisip cewek dan cowok, masuk final besok .semoga kami menang, dan gue pasti bakal cerita tentang itu. tunggu yah genk :)

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...