Skip to main content

kita itu satu

Hallooooooo..
Akhirnya gue ngepost lagi nih, soalnya lagi ngenet ja segini nggak tau mau ngapain ,jadinya ngepost deh.

Gue tadi hampir setengah jam di rumah sakit gara-gara nunggu tes darah si abang yang lama banget kluarnya,pas gue bentar doank,nggak sampe setengah hari. Jadi,jangan ke rumah sakit pas weekend,dokternya ada kadang nggak.

Isi otak gue sekarang kuliah gue yang mulai jadi tempat sehari-hari gue,mengapa ?
Karena jadwal gue ditambah dengan jadwal latian basket. sore jam 4 on time.Semoga gue jadi pemain basket bagus amin.tapi..tapi.. ya sudahlah.

Tadi kami ngumpul anak basket fisip buat ngomongin latian kapan,ngenalin kami sama pelatih.Gue dibilang bakal jadi pembunuh kalo gue serius latian,maksudnya pembunuh di lapangan.Semoga semoga.

Gue udah mulai berasa di sosiologi, tapi ada tuh teman-teman yang masih pake sifat SMA nya,pake genk-genk,kita itu satu,sosiologi itu satu,fisip itu satu katanya senior gue.Maaf yang merasa,aku hanya curhat di blog aku.

Ternyata kampus beda banget sama sekolah,susahan kuliah,walaupun konsentrasi buat pelajarannya dikit,tapi susah sah sah sah. Malam ini gue berpikir kalo gue udah nyaman berada di sosiologi,diantara walaupun kemaren bukan pilihan pertama, gue mulai mikir nggak tes lagi tahun depan buat ngejar teknik sipil itu karena gue udah hampir jalanin 1 semester yang dimana gue nyaman banget.

dan sekarang,malam ini,aku kangen kamu ndut,gara-gara kami nggak ada pulsa buat komunikasi,halah halah

tunggu post post gue yang lain ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Pursue My Dream

Hari ini, saya menulis postingan pertama saya di tahun 2024. Akhir-akhir ini, saya merasakan sering kali malas untuk menulis, baik di blog maupun di catatan saya. Itu mungkin bisa disebut sebagai fase-fase malas. Ironisnya, saya sering merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak terlalu penting, tetapi mengganggu pikiran saya. Saat ini, saya duduk sendirian di sebuah tempat dengan laptop di depan saya. Awalnya, saya hanya berniat untuk bekerja dan mencari tahu tentang kisi-kisi ujian masuk S2. Ada beberapa tugas yang tertunda hari ini yang ingin saya selesaikan. Saya menikmati kesendirian ini, tanpa gangguan dari orang lain. Selain itu, saya ingin menyegarkan kembali pengetahuan saya untuk persiapan ujian masuk S2 besok. Karena ujian ini dilaksanakan secara online, saya sedang mencari informasi tentang bagaimana ujian tersebut akan berlangsung. Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti ujian S2 pada tahun 2020 di Universitas Indonesia, tetapi saya gagal karena kurangnya persiapan. Se...

Towards The Light

Pagi menjelang, dan alarm berbunyi dengan suara yang sama. Saya membuka mata, tetapi rasanya berat untuk bangkit dari tempat tidur. Setiap hari terasa seperti pengulangan yang sama, itu hanya sebuah tanda bahwa saya masih melanjutkan hidup. Hari-hari berlalu, dan saya merasa terjebak dalam rutinitas yang tak kunjung berubah. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat, dan saya seperti penonton dalam film yang tidak berujung, menjalani momen yang itu-itu saja tanpa perkembangan. Ketidakpuasan ini membuat saya merasa kosong. Seperti banyak orang, saya berusaha menemukan cara untuk tumbuh, tetapi saat ini, satu-satunya ruang untuk berkembang adalah melalui kembali ke bangku sekolah—sebuah pelarian kecil dari kenyataan yang menyedihkan. Dalam kesibukan itu, saya merindukan kehidupan yang lebih bermakna—kehidupan di mana saya berusaha untuk hidup sepenuhnya, bukan hanya bertahan. Saya bukannya tidak bahagia, tetapi aku juga tidak merasa bahagia. Saya teringat saat-saat ketika saya...